Lihat ke Halaman Asli

Wiwi Andaleni

Government Public Relation

Sawang Sinawang: Realitas Medsos Vs Kehidupan Nyata

Diperbarui: 28 Agustus 2024   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : sitoneizer2.wordpress.com

Kita hidup di era di mana segala sesuatu bisa terlihat sempurna di media sosial. Dengan sentuhan jari, kita bisa melihat hidup orang lain yang tampak lebih glamor, lebih sukses, atau lebih bahagia dari kita. Tapi ingat, apa yang terlihat di layar bukanlah cerminan yang utuh dari realitas. Istilah "sawang sinawang" dari budaya Jawa mengajarkan kita bahwa apa yang kita lihat sering kali tidak sesuai dengan kenyataan.

Saat scrolling feed Instagram atau TikTok, mudah untuk merasa minder karena hidup kita tampak kurang berkilau dibandingkan mereka yang kita lihat. Tapi, di balik setiap foto liburan mewah, tubuh ideal, atau pasangan yang romantis, ada cerita lain yang tidak selalu diceritakan. Kita hanya melihat highlight, bukan keseluruhan perjalanan.

Membandingkan diri dengan orang lain di media sosial bisa menjadi jebakan. Faktanya, kita semua memulai perjalanan hidup dari titik yang berbeda. Ada yang lahir dengan privilege lebih, ada juga yang harus berjuang keras dari nol. Jadi, membandingkan diri kita dengan orang lain sama dengan mengabaikan semua perjuangan pribadi yang telah kita lalui.

Hargai pencapaianmu, sekecil apa pun itu. Ingatlah bahwa pencapaian yang kamu raih adalah hasil dari kerja keras dan perjuanganmu sendiri. Fokus pada prosesmu, bukan pada hasil orang lain. Hidup ini bukanlah perlombaan, dan setiap orang punya waktunya sendiri.

Selain itu, orang yang kamu jadikan role model di media sosial belum tentu sempurna seperti yang terlihat. Mereka juga memiliki tantangan dan kekurangan yang mungkin tidak mereka tunjukkan. Jadi, jangan terlalu keras pada diri sendiri hanya karena merasa tidak sebanding dengan mereka.

Pesan untuk kita semua: hargai hidup dan pencapaianmu sendiri. Jadikan diri sendiri sebagai standar, bukan orang lain. Alih-alih fokus pada apa yang belum kita capai, lebih baik kita bersyukur atas apa yang sudah kita miliki. Yang paling penting, pastikan diri kita yang sekarang lebih baik dari diri kita yang kemarin. Dengan begitu, kita terus berkembang dan tumbuh menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Ingat, rumput tetangga memang sering tampak lebih hijau, tapi itu hanya karena kita melihatnya dari jauh. Tetap semangat, dan teruslah berjalan di jalurmu sendiri dengan percaya diri!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline