Lihat ke Halaman Asli

Rafi

Mahasiswa

Tim PKM-PM PIKO Telah Berhasil Membuat Alat Pengubah Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar di TPS 3R Tumpang Lestari Malang

Diperbarui: 12 Oktober 2023   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi Cover PIKO

Sampah selalu menjadi permasalahan global yang sangat serius dan sering menjadi topik hangat terutama pada beberapa tahun terakhir, tak terkecuali di Indonesia. Tercatat produksi sampah di Indonesia sendiri selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya. Dilansir dari situs DPR RI, pada tahun 2021 volume sampah yang terdata di Indonesia mencapai 68,5 juta ton. Angka tersebut terus meningkat hingga pada tahun 2022, tercatat volume sampah mengalami kenaikan hingga mencapai 70 juta ton. Hal ini tentu sangat memprihatinkan bahwasannya hanya 7% sampah yang berhasil terdaur ulang.

Salah satu jenis sampah yang belum terkelola dengan baik dan maksimal adalah sampah plastik. Kebiasaan masyarakat yang mengandalkan plastik sekali pakai, serta kurangnya infrastruktur pengelolaan sampah yang memadai merupakan kombinasi yang jitu dalam permasalahan timbunan sampah plastik yang signifikan. Timbunan sampah plastik ini tidak hanya mengancam lingkungan dan kesehatan masyarakat, tetapi juga mengganggu keberlanjutan ekosistem laut yang kaya di Indonesia, karena sebagian besar sampah plastik akhirnya mencemari perairan, merusak ekosistem bawah laut, dan mengancam keberlanjutan industri perikanan.

Oleh karena itu, diperlukan buah pikiran dan aksi nyata generasi muda indonesia dalam menanggulangi masalah tersebut. Dengan memanfaatkan metode Pirolisis dan Kondensasi, lima mahasiswa Universitas Brawijaya berkolaborasi mengabdi kepada masyarakat melalui Program Kreativitas Mahasiswa tim "PIKO". Pengabdian ini berhasil meraih pendanaan dari Ditjen Diktiristek, Kemendikbudristek.

Lima mahasiswa tersebut adalah Abdul Hafiz Harmizi (Teknik Elektro), Zaidan Muhammad Rafi (Teknik Elektro), Rachmadi Azhar Fathoni (Kimia), Mohammad Ardian Syafillah (Teknik Elektro), dan Khaviv Wahid Rafli (Teknik Mesin), yang didampingi oleh Bapak Eka Maulana, S.T., M.T., M.Eng. 

Rachmadi mengungkapkan, "Tim kami telah mengimplementasikan alat yang dapat mengubah tumpukan sampah plastik residu yang membahayakan lingkungan menjadi berbagai jenis bahan bakar. Metode ini melibatkan proses pembakaran tanpa udara atau pirolisis untuk mendekomposisi atau memutus polimer penyusun plastik sehingga diperoleh asap. Asap tersebut kemudian  mengalir menuju kondensor sehingga asap hasil proses pirolisis tadi terkondensasi menjadi bahan bakar minyak. Hasil ini tentunya akan mendukung tersedianya energi alternatif di Indonesia."

"Ini bukan hanya mengurangi jumlah sampah plastik yang berakhir di tempat pembuangan akhir, tetapi juga menghasilkan sumber energi yang bersih dan terbarukan. Selain itu, residu yang ditimbulkan dalam proses ini masih bisa diolah kembali menjadi briket sehingga meningkatkan nilai guna,"  Imbuh Zaidan.

Implementasi alat ini dilakukan di TPS 3R Tumpang Lestari, Kabupaten Malang dengan Bapak Adi Gopar selaku kepala TPS. "Pengolahan residu plastik menjadi bahan bakar merupakan langkah yang sangat baik untuk mengatasi permasalahan lingkungan terutama di TPS Tumpang Lestari karena selama ini sampah plastik tidak dapat diolah dan hanya ditimbun saja sehingga dapat memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan sekitar," Jelas Bapak Gopar.

"Alat ini merupakan langkah awal. Alat ini kedepannya dapat dikembangkan lagi dalam skala yang lebih besar sehingga dapat mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar lebih masif lagi dan dapat mengurangi tumpukan sampah plastik di Indonesia." Harapan dari ketua tim PKM-PM PIKO, Abdul Hafiz Harmizi, 

Dokumentasi Pribadi Bersama Mitra

Instagram

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline