Lihat ke Halaman Asli

Geliga Krim Otot, Rahasia Bebas Pegal Saat Travelling

Diperbarui: 9 Januari 2018   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Geliga Krim Otot, Rahasia Bebas Pegal Saat Traveling

Zaman now, yang namanya travelingseolah sudah menjadi kebutuhan primer setiap orang. Bukan hanya demi sebuah keeksisan atau sekadar pamer foto di sosial media saja, akan tetapi traveling memang sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang tidak bisa dihindari. Hal ini terbukti dari banyaknya tempat-tempat wisata baru yang sebagian besar menawarkan spot-spot kece yang instagramable.

Bicara soal traveling, kini banyak sekali tempat-tempat wisata alam yang menarik perhatian. Akan tetapi, untuk mencapai tempat-tempat wisata tersebut bukanlah satu hal yang mudah. Apalagi untuk tempat wisata alam. Mulai dari perjalanan jauh, kondisi jalan yang bisa jadi naik turun, dan sebagainya.

Sebagai seorang blogger yang juga mempunyai blog yang membahas soal traveling, saya sendiri bisa dibilang sering traveling. Meskipun kapasitasnya tidak sesering mereka para travel blogger. Karena saya seorang yang mempunyai pekerjaan di dunia nyata, waktu buat saya traveling bisa dibilang terbatas.

p-20180109-113845-001-01-873x1164-5a54535fbde575678e0e7482.jpeg

Saya punya beberapa cerita traveling selama tahun 2017. Cerita traveling yang menyenangkan namun butuh perjuangan. Cerita traveling yang tak hanya menyisakan foto-foto yang kece buat dipajang di sosial media, akan tetapi cerita traveling yang akhirnya membuat badan pegel-pegel.

Taman Satwa Taru Jurug, Solo

Liburan awal tahun 2017, saya bersama keluarga kecil saya mengunjungi Taman Satwataru Jurug. Saya sengaja memilih Jurug karena tempatnya bisa dibilang dekat dari rumah, motoran kurang lebih hanyai&qq[q satu jam, dan meskipun tidak komplit binatangnya tapi cukuplah untuk mengenalkan binatang pada anak saya.

kanguru-5a542fb1ab12ae56045e32d5.jpg

Kala itu, anak saya baru berusia 2 tahun lebih 3 bulan. Tapi jangan ditanya, diusianya yang baru menginjak 2 tahun dan sedang aktif-aktifnya, Arjuna---anak saya---adalah anak yang tidak bisa diam, tidak mau digendong dan suka lari-larian. Jadi, saat berkeliling di Jurug, saya dan suami tidak capek karena menggendongnya, melainkan capek karena mengejar-ejar dia yang kepo dengan binatang-binatang yang dilihatnya.

taman-5a5430cfcaf7db59f52b9fc2.jpg

Jangan ditanya bagaimana capeknya. Mengejar-ejar anak usia 2 tahun yang sedang aktif-aktifnya itu lelahnya bikin semua tubuh langsung pegel. #hayatibutuhpijitan, Bang...

Gancik Green Hill

Sering melihat foto-foto Gancik di instagram membuat saya kepo dan ingin mengunjunginya. Apalagi Gancik ini berada di kabupaten Boyolali, rasanya kok enggak banget kalau saya orang Boyolali tapi belum pernah ke Gancik.

18581111-1798037050524771-68032324918312960-n-5a542d4716835f50d1457482.jpg

Di suatu weekend, saya dan keluarga saya sengaja merencakan perjalanan ke Gancik. Hanya butuh waktu 45 menitan untuk menuju Gancik. Saya yang baru pertama kali ke Gancik, saat itu kaget melihat kondisi jalan yang harus saya tempuh. Apalagi waktu itu saya mengajak anak saya. Saya merasa bersalah dan salah tempat.

Bagaimana tidak?

Area parkir dan Gancik sendiri berjarak hampir 2 km. Untuk menuju Gancik saya dan keluarga harus berjalan naik---seperti orang naik gunung. Saat itu saya mengajak anak kecil usia 2 tahunan yang tidak mungkin saya biarkan berjalan sendiri. Bayangkan, naik gunung dan menggendong anak yang berat badannya 10 kg lebih? Baru seperempat perjalanan saja saya sudah menyerah. Tapi untungnya, ada ojek yang mau mengantarkan saya dan keluarga menuju puncak Gancik. Cukup merogoh uang Rp 10.000,- perojek, saya dan keluarga sudah mencapai puncak nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline