Lihat ke Halaman Asli

Wiwid Prasetiyo

Wiraswasta yang berjuang dengan menjadikan buku buku sebagai pintu rizki

Jangan Dikira Pekerjaan Penulis Hanya Menulis

Diperbarui: 2 Februari 2023   17:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

 Orang yang awam dalam dunia menulis kerap kali melontarkan pertanyaan, Apakah pekerjaan penulis hanya menulis? Maksudnya tentu menulis sepanjang hari, sepanjang waktu, menghabiskan diri suntuk dalam dunia itu?

Sebelum kujawab, aku ingin bertanya dulu, apakah seorang dokter pekerjaannya hanya memeriksa pasien saja, mengutak-atik seperti mesin  bermotor yang tengah rusak? Apakah guru mengajar sepanjang waktu? Apakah montir  juga menghabiskan hari-harinya di hengkel dan melupakan anak istri? 

Tentu idak. Penulis juga manusia yang butuh kasih sayang, butuh anak istri dan berhak untuk bahagia. Mungkin mereka lihat, bagaimana bisa seseorang mampu membuat naskah sampai ratusan halaman? Langit Kresna Hariadi dalam novelnya Gajahmada yang berjlid-jilid itu nyatanya sampai tembus 1000 halamwn tiap naskahnya. Senopati Pwmungkas hingga Tetralogi Burunya Pramoedya juga ribuan halaman jika digabungkan jadi satum Kita juga mengenal naskah La Galigo juga sedemikian panjang  sampai ribuan halamannya.

Pertanyaannya bagaimana cara menulisnya? Dengan naskah setebal itu apakah penulisnya tidak tidur? 

sekali lagi penulis juga manusia mereka butuh menyalurkan kebutuhan biologisnya pula. Jangan Dikira ketika menuliw juga sampai lupa segalanyam . Inti dari proses menulis hingga menghasilkan ribuan halaman tak lain karena kedisiplinan dalam menulis.

Belajar dari para penulis besar seperti NH Dini , Beliau rajin menulis antara pukul 5 pagi hingga 9 pagi, setelah itu aktivitasnya sama seperti wanita pada umumnya seperti menyiram bunga, memasak, membersihkan rumah dan lainnya. 

WAlaupun begitu, ada penulis yang tidak berhenti menulis kecuali hanya untuk makan, shalat dan buang hajat saja, yakni Kang Abik ketika menyelesaikan Ayat - Ayat Cinta, tetapi selebihnya, mereka menulis dengan tidak mengabaikan keadaan sekelilingnya dan peduli pada lingkungan sekitarnya.

Kalaupun mereka berhasil membuat naskah yang panjang dan tebal, pastilah buah dari kedisiplinannya karena menulis itu seperti jhemil, sedikit demi sedikit lama-lama kenyang dengan sendirinya.

Bagi saya disiplin itu adalah target, akan berapa halaman dalam menulis dalam sehari, itulah yang dikejar sehingga dalam keadaan bagaimanapun ia harus kemenuhinya di hari itu. 

TOh waktunya fleksibel, anda bisa meniru seperti Kang Abik dengan menulis tanpa henti atau santai dan diselingi dengan kegiatan lain seperti NH Dini, yang penting anda punya target setiap hari berapa lembar. Bila 1 hari 10 lembar maka dalam hitungan beberapa bulan saja 1 naskah bisa diselesaikan





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline