Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Pengasuhan Orangtua terhadap Anak Penyandang Disabilitas

Diperbarui: 28 Juni 2023   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penyandang disabilitas

mempunyai hak untuk hidup layak, hak memeluk agama, hak mendapatkan pendidikan, hak

atas pekerjaan, hak atas kebebasan berpendapat, hak atas kesamaan, hak mendapat perlindungan hukum dan lain sebagainya.

Akan tetapi kenyataannya para penyandang disabilitas malah mendapat perlakuan

diskriminatif secara struktural maupun mental yang dilakukan mulai dari keluarga,

masyarakat, bahkan negara.Lalu bagaimanakah pola pengasuhan orangtua yang tepat terhadap anak penyandang disabilitas?

Mengasuh seorang anak yang menyandang disabilitas bisa meningkatkan stres pada orang tua yang mengasuhnya. Orang tua dari anak yang disabilitas harus melalui proses adaptasi, seperti cara pengasuhan, pola hidup, makan dan lain sebagainya. Apabila orangtua dari si anak ini kurang bisa menempatkan diri dengan keadaan dan cara pengasuhan, bisa menimbulkan stres berlebihan, stres tersebut lebih besar ketika mengasuh anak tanpa disabilitas.Stres berlebih yang dialami oleh orangtua dalam pengasuhan bisa berdampak pada kemampuan sosial dan komunikasi anak, karena ketika mengalami stres biasanya menyebabkan perubahan mood yang konstan.
Fenomena-fenomena yang sering terjadi dilingkungan masyarakat adalah ketika penyandang disabilitas seringkali dianggap sebagai orang yang dikasihi dan menyedihkan menakutkan dan diolok-olok. Sikap masyarakat yang seperti ini dapat melanggar prinsip HAM kesetaraan serta kesempatan yang sama dan mengakui adanya keterbatasan yang dapat diatasi jika diupayakan. Berbagai masalah yang dialami oleh penyandang disabilitas secara tidak langsung juga menjadi tanggung jawab bagi masyarakat dan warga setempat.
Tetapi balik lagi kepada orang tua si anak, Apabila orang tua tidak ada kesadaran penuh tentang disabilitas yang diidap oleh sang anak menjadi dasar atas kebutuhan unik nya, kebutuhan tersebut seperti kesehatan, interaksi sosial, rasa malu, hubungan dengan keluarga besar serta rasa khawatir. Hendaknya orangtua yang memiliki anak gangguan disabilitas memiliki rasa harap yang tinggi. Rasa harap ini berpengaruh pada fungsi psikologis dan meningkatkan rasa optimis dalam diri orang tua. Hal ini sejalan dengan kepuasan bentuk dan cara pengasuhan serta interaksi antara anak dan orang tua.Mengasuh seorang anak yang menyandang disabilitas bisa meningkatkan stres pada orang tua yang mengasuhnya. Orang tua dari anak yang disabilitas harus melalui proses adaptasi, seperti cara pengasuhan, pola hidup, makan dan lain sebagainya. Apabila orangtua dari si anak ini kurang bisa menempatkan diri dengan keadaan dan cara pengasuhan, bisa menimbulkan stres berlebihan, stres tersebut lebih besar ketika mengasuh anak tanpa disabilitas.Stres berlebih yang dialami oleh orangtua dalam pengasuhan bisa berdampak pada kemampuan sosial dan komunikasi anak, karena ketika mengalami stres biasanya menyebabkan perubahan mood yang konstan.

Fenomena-fenomena yang sering terjadi dilingkungan masyarakat adalah ketika penyandang disabilitas seringkali dianggap sebagai orang yang dikasihi dan menyedihkan menakutkan dan diolok-olok. Sikap masyarakat yang seperti ini dapat melanggar prinsip HAM kesetaraan serta kesempatan yang sama dan mengakui adanya keterbatasan yang dapat diatasi jika diupayakan. Berbagai masalah yang dialami oleh penyandang disabilitas secara tidak langsung juga menjadi tanggung jawab bagi masyarakat dan warga setempat.

Tetapi balik lagi kepada orang tua si anak, Apabila orang tua tidak ada kesadaran penuh tentang disabilitas yang diidap oleh sang anak menjadi dasar atas kebutuhan unik nya, kebutuhan tersebut seperti kesehatan, interaksi sosial, rasa malu, hubungan dengan keluarga besar serta rasa khawatir. Hendaknya orangtua yang memiliki anak gangguan disabilitas memiliki rasa harap yang tinggi. Rasa harap ini berpengaruh pada fungsi psikologis dan meningkatkan rasa optimis dalam diri orang tua. Hal ini sejalan dengan kepuasan bentuk dan cara pengasuhan serta interaksi antara anak dan orang tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline