Terbiasa makan sesuatu, terasa enaknya di lidah maka muncul keinginan untuk mengulanginya. Lama kelamaan jadilah CANDU.
Begitu juga dengan kebiasaan lainnya, seperti bermain game di gadget, lama kelamaan juga menjandi CANDU sehingga sulit menghentikannya.
Begitupun karena sudah kecanduan, orang yang terlibat narkoba juga begitu jika tidak masuk pusat rehabilitasi maka tetap juga akan sulit menghindari candu narkoba tersebut.
Adakah sama dengan orang yang sudah ketagihan menghafal Al Qur'an? Menjadi candu pulakah baginya? Bagaimanakah menjadikan Tahfiz Qur'an menjadi suatu candu*?
Bagi orang yang menjadikan bacaan Al Qur'an dan menghafalkannya suatu kesukaan, maka dia akan merasa tuntutan di hati untuk selalu mengisi waktu dengan menambah tilawah dan hafalannya. Hatinya merasa hampa saat tidak ada tambahan hafalan tersebut.
Bila ada keluangan waktu tanpa ada aktivitas maka akan segera membuka mushaf lalu memanfaatkan kesempatan itu untuk menambah hafalan Al Qur'annya.
Terkadang, saking asyiknya, mereka sampai lupa waktu. Kebiasaan ini sudah menjadi suatu kecanduan. Rasa tidak nyaman, gelisah hati, dan serasa ada yang hilang jika sehari saja terlewatkan kesempatan menambah hafalannya.
Suatu keberuntungan sekali bagi orang yang sudah memiliki kecanduan ini. Biasanya orang mencandu dalam hal yang bersifat negatif hingga membutuhkan tempat rehabilitasi.
Jika kecanduan menghafal Al Qur'an ini ada dalam diri seseorang maka dia amatlah beruntung. Allah akan membuka hati dan otaknya untuk itu.
Membaca Al Qur'an saja sudah berlipat ganda pahalanya apalagi orang menghafalnya. Dalam surat Al Hijr (9). Kita disuruh membaca untuk menjaga kemurniannya maka perlu menghafalnya.