Pembelajaran Berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (commonsense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
- Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga murid-muridnya.
- Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana guru akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
- Bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang "mengundang' murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Bagaimana guru memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang proses belajar mereka.
- Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas, namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun murid melakukan kegiatan yang mungkin berbeda-beda, namun kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
- Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, muridmana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan, dan kemudian menyesuaikan rencana dan proses pembelajaran.
Sebagai seorang guru, saya harus mampu memberikan pelayanan yang baik dan memenuhi semua kebutuhan murid yang berbeda-beda untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah untuk setiap individu. Guru harus memahami setiap karakteristik muridnya, dan harus memetakan kebutuhan belajar murid yang dilihat dari tiga aspek :
- Kesiapan belajar murid (readiness)
- Minat murid
- Profil belajar murid
Aspek kesiapan belajar berkaitan dengan kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan mereka tantangan, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi atau keterampilan baru tersebut. Selanjutnya aspek minat berkaitan dengan keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Selanjutnya Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor diantaranya: preferensi terhadap lingkungan belajar, pengaruh budaya, preferensi gaya belajar serta preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences).
Dengan memahami konsep pembelajaran berdiferensiasi saya menyadari bahwa pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang "berhamba pada anak" yaitu menaruh rasa hormat dan siap melayani kebutuhan siswa dalam pembelajaran harus saya terapkan karena sebagai individu, kebutuhan belajar siswa pasti berbeda antara satu murid dengan murid lainnya. Sebagai guru saya harus bisa memberikan tuntunan atau bimbingan sehingga mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri. Hal tersebut jika dihubungkan dengan analogi dari KHD bahwa seorang petani tak akan dapat menjadikan padi yang ditanamnya itu tumbuh sebagai jagung. Selain itu, tanaman padi tidak akan dapat dipelihara seperti memelihara tanaman lain, petani hanya mengupayakan agar bisa merawat dan memelihara dengan baik, seperti menyiram, memupuk agar padi tersebut tumbuh dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H