Lihat ke Halaman Asli

Wistari Gusti Ayu

Saya seorang guru

Travel dengan Kantong Pas-pasan ke Negeri di Atas Awan

Diperbarui: 22 September 2019   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penunjuk arah. dokpri

Anda biasa travel di dalam dan luar negeri? Di pantai maupun gunung? Jika dengan naik pesawat anda akan bisa berada di gugusan awan atau merasa di atas awan, namun tanpa pesawat bisakah anda melakukannya ?

Negeri di atas awan adalah istilah untuk tempat-tempat di dataran tinggi, yang jika kita berada disana seolah-olah berada di atas awan. Untuk menikmatinya juga tidak memerlukan biaya yang banyak, tidak perlu naik pesawat ataupun susah payah mendaki gunung.

Banyak desa di Bali yang menampilkan keindahan alam, bagaikan di atas awan. Contohnya yang hari ini kami lewati, yaitu desa Bangli, Kabupaten Tabanan. Di desa ini dulu ayah saya bekerja, sempat bertugas beberapa tahun sebagai guru, saya sempat menikmati hidup disini. 

Ketika sore hari cuaca menjadi sangat dingin, kabut menyelimuti, suara-suara serangga  dari hutan terdengar nyaring memecah kesunyian. Lampu-lampu di kota besar di bawah sana mulai menyala, dan ayah menunjukkan bahwa lampu susunannya banyak, yang berkelap- kelip seperti bintang dan bersinar terang adalah lampu hotel- hotel berbintang lima di kawasan Sanur atau daerah wisata lainnya.

Dari pusat kota kita harus menempuh perjalanan ke arah utara, ada sebuah banjar adat, yang berada di dataran tinggi dan rumah-rumah penduduknya menghadap ke arah lautan yang berada di arah selatan, penduduk desa memberi papan penunjuk arah dengan tulisan " village above the clouds "

Menikmati udara dari desa di atas awan. dokpri

Walaupun saat kami lewat, kabut yang biasanya turun menyelimuti desa tidak turun, karena cuaca sangat terik dan cerah, namun kami tetap merasakan seolah berada di atas awan. Dekat dengan langit, seolah-olah berada di angkasa.

Tidak ada tiket masuk untuk menikmati keindahan desa ini, tidak ada pula fasilitas pariwisata yang modern, namun desa ini, akan terus terasa memanggil saya untuk datang berkunjung. Desa kenangan saat kecil, yang damai dengan penduduk yang ramah.

Dan jika kita ingin terus melanjutkan perjalanan dari desa ini menuju puncak, kita akan menemukan objek wisata The Blooms Garden, The Sila's dan Kebun Raya Eka Karya, yang bisa ditempuh hanya dalam beberapa menit. Tempat-tempat wisata yang saya sebutkan tersebut letaknya sangat berdekatan. Dan jangan khawatir tiket masuknya tidak akan menguras kantong anda. Saya kasi bocoran untuk The Sila's , hanya 10 ribu per orang. Murah bukan ?

The Blooms Garden. dokpri

Jika di Blooms Garden kita menemukan kebun bunga dan berbagai patung, kincir angin, serta ornamen lainnya untuk berselfie. The Sila's menawarkan pemandangan atas awan dengan berbagai wahana mainan. Serta areal untuk berkemah.

The Sila's. dokpri

Bahkan kami sempat merayakan ulang tahun ponakan di The Sila's. Karena arealnya luas, permainannya banyak, bagi yang memiliki anak kecil, sangat cocok untuk diajak ke tempat ini.

Acara Ulang Tahun di The Sila's. dokpri

Dan untuk kebun Raya Eka Karya, seperti kebun raya pada umumnya, di tempat ini terdapat berbagai koleksi tanaman. Namun di tempat ini karena tertutup rimbunnya pepohonan, untuk merasakan berada di atas awan mungkin, hanya ketika turun kabut, karena untuk pandangan ke arah bawah ( ke daerah di dataran rendah) tertutupi pohon.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline