Pasar Tabanan adalah salah satu pasar tradisional yang berada di provinsi Bali. Di pasar ini tersedia kebutuhan pokok, sandang, papan, maupun pangan. Selain itu ada juga penjual kebutuhan sampingan seperti handphone, dan elektronik lainnya, oleh-oleh khas Bali, mainan anak dan beragam jenis keperluan ritual keagamaan bahkan juga ada outlet sandal jepit buatan Amerika yang super malal, yang sepasangnya 500-ribuan.
Tepat di sebelah barat pasar terdapat Bank BPD dan di utara pasar terdapat Bank BRI. Maka tak heran ketika tanggal 1, di musim gajian, pasar Tabanan menjadi tambah ramai, karena setelah mengambil gaji, orang-orang biasanya singgah membeli kebutuhan, termasuk saya sendiri.
Jika kita memasuki pasar Tabanan, sebutan kita otomatis akan berubah, biasanya kita bila kita mendengar pedagang di tempat lain berkata "Bu...mampir...bisa lihat-lihat dulu bajunya" atau "Mau beli apa Bu ?" namun di pasar Tabanan mungkin sebutan "Bu" itu akan berubah" menjadi "Sagung Jegeg".
Sagung Jegeg adalah sebutan bagi wanita yang berasal dari keluarga Puri Tabanan (Kerajaan), yang lokasinya, dari arah pasar ke utara. Bahkan wilayah pasar konon dulunya adalah tanah milik Puri Tabanan.
Nada untuk memanggil pelanggan tersebut juga sangat ramah dan halus. Pedagang di pasar Tabanan bukan hanya warga asli Tabanan, banyak juga pendatang dari luar Bali, namun bukan berarti mereka tidak bisa mengikuti pedagang Tabanan, mereka juga tak kalah halus dalam berbicara, hanya saja mereka berbicara menggunakan bahasa Indonesia dan di belakang kata-kata yang diucapkan hanya diselipkan kata "nggih". Contohnya "Mau beli baju nggih ? ".
Nah, dengan sambutan pertama yang sudah sangat halus dan penuh sanjungan, pembeli yang baru pertama memasuki pasar Tabanan mungkin akan merasa sangat nyaman. Di samping itu ketika kita kita memilih barang kita akan dilayani dengan sangat baik. Hal tersebut merupakan strategi pedagang agar selalu dikunjungi pelanggan serta menghindari protes dari pelanggan, serta untuk mampu bersaing dengan pedagang lain yang menjual barang yang sama.
Bagi pedagang yang berani mencoba melayani pelanggan dengan ketus, dengan nada yang tinggi, atau tidak mau melayani dengan baik, jangan harap pelanggan akan datang lagi ke lapak ataupun toko miliknya. Pasti akan dikeluhkan pelanggan dan diceritakan dari mulut ke mulut. Pelanggan dipastikan akan memilih pedagang yang lain di pasar tersebut dan sebaliknya lapak si pedagang akan sepi.
Bagi yang ingin berbisnis di sebuah pasar, mungkin bisa mencoba strategi bisnis ala pedagang di pasar Tabanan ramah, halus, lembut, sabar , " melayani dengan hati".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H