Lihat ke Halaman Asli

Wistari Gusti Ayu

Saya seorang guru

Membentuk Karakter Mencintai Lingkungan serta Menjaga Kelestaraian Air Melalui "Sungai Ramah Anak"

Diperbarui: 4 September 2019   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tukad Badung. Sumber : rri.co.id

Di semua wilayah Indonesia pastilah memiliki sungai. Dari sungai yang masih bersih dan alami, sampai yang kumuh, dan tercemar pun ada. Jakarta adalah salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki sungai dengan kualitas airnya yang cukup memprihatinkan. Dilansir dari akurat.co berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Jakarta tingkat pencemaran air sungai di Jakarta semakin meningkat.

Menurut Kepala Seksi Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Dwi Sari penyebab memburuknya kualitas air sungai di Ibu Kota, antara lain karena kerusakan yang terjadi di bagian hulu (Bogor).

Selain itu dikutip dari tempo.co warga di Kelurahan Jatipulo, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, mengeluhkan aliran Sungai Ciliwung yang hitam dan bau anyir selama musim kemarau. Di aliran sungai terbesar di Jakarta itu, sampah plastik dari berbagai merek makanan dan minuman instan juga tampak hanyut terbawa aliran airnya yang hitam pekat menyatu dengan cairan limbah. Sementara aroma bau tercium hingga radius beberapa puluh meter dari bibir sungai.

Ibu kota negara Jakarta seharusnya bisa menjadi model bagi daerah-daerah lainya di Indonesia. Ibu kota adalah objek pertama yang dilihat dari orang-orang di luar sana ketika membicarakan negara kita. Bahkan sebagian besar tamu kenegaraan akan menuju kota ini. 

Namun dengan masalah sungai dengan airnya yang tercemar akan membuat orang memberi penilaian negatif terhadap Jakarta. Jika seperti itu potret sungai bagaimana pula warga yang ditinggal di daerah memberi nilai terhadap ibu kota negara ini. Karena keadaan sungai adalah cermin dari penduduk yang tinggal di dalamnya.

Jika keadaan Sungai di Jakarta seperti itu, lain lagi di provinsi Bali. Usaha untuk menjaga sungai, agar tidak sampai tercemar sudah banyak dilakukan. Menjadikan sungai tempat belajar anak untuk mencintai lingkungan terutama kelestarian air adalah hal yang berusaha diwujudkan. Keadaan sungai yang kotor, penuh sampah dan berbau busuk, tentu tidak bisa menarik perhatian anak-anak kecil.

Menyulap sungai tercemar menjadi kembali bersih bukan perkara mudah. Untuk mewujudkan sungai bersih tidak harus dengan membuat bermacam aturan, larangan serta nasehat. Hal pertama yang dilakukan adalah aksi nyata dalam membersihkannya, yang melibatkan pemerintah maupun masyarakat sekitar. Sungai-sungai bersih pun kemudian terwujud.

Dengan memberi contoh yang baik, seperti menata sungai menjadi tempat yang asri, tidak membuang sampah ke sungai lagi, mesyarakat lambat laun akan menyadari kebersihan itu sangat penting. 

Karena sungai yang bersih adalah tempat hidup berbagai macam hewan dan tumbuhan air. Selain itu tempat bermain yang menyenangkan bagi anak-anak di bawah pengawasan orang tua mereka. Dan yang tak kalah penting, air sungai yang bersih merupakan bahan baku air minum yang dibutuhkan oleh semua orang.

Menanamkan karakter cinta lingkungan kepada masyarakat ini pun memang sulit. Tetapi dengan melihat usaha pemerintah menjadikan sungai tercemar menjadi kembali bersih, mungkin masyarakat menjadi "tak tega" mengotori kembali sungai tersebut. Apalagi ketika sungai bersih tersebut bermanfaat bagi mereka.

Di Bali terdapat beberapa sungai yang layak disebut "Sungai edukatif", karena sungai tersebut "ramah anak" dan mengajarkan banyak nilai bagi anak-anak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline