Hari kemerdekaan RI yang dirayakan setiap tanggal 17 Agustus, serasa berbeda tahun ini di Kabupaten Tabanan. Selama ini perayaan HUT RI diadakan di lapangan-lapangan umum, dan seperti biasa diadakan berbagai macam lomba seperti lomba makan kerupuk, lomba lari karung dan jenis perlombaan lainnya.
Tabanan dijuluki sebagai 'lumbung padi' Bali, terasa sangat pas karena ada beberapa acara untuk menyambut dan merayakan Hari Kemerdekaan RI diadakan di tengah sawah. Subak sebagai organisasi sistem irigasi sawah di Bali. Sistem irigasi ini tidak ada duanya di dunia, sistem irigasi ini membuat sawah-sawah tetap mendapat irigasi yang baik, sehingga padi tumbuh subur.
Kearifan lokal ini, adalah milik bangsa Indonesia, menunjukkan bahwa sejak zaman dahulu Indonesia memiliki generasi yang unggul. Khususnya Subak Jatiluwih bahkan telah menjadi situs Warisan Dunia UNESCO.
Maka saya sebagai warga Tabanan merasa bangga karena serangkaian perayaan HUT Kemerdekaan RI ke 74 diawali dengan pembentangan bendera merah putih sepanjang 1. 945 meter, dibentangkan di tengah sawah subak Jatiluwih tersebut pada tanggal 14 Agustus 2019.
Dikutip dari nusabali.com seluruh prosesi pembentangan bendera terpanjang di DTW Jatiluwih dipimpin langsung Kapolda Bali Irjen Pol Dr Petrus Reinhard Golose, didampingi Wkapolda Brigjen Pol I Wayan Sunartha. Kapolda Petrus Golose mengatakan, kegiatan ini intinya dari Bali menyuarakan toleransi, perdamaian, dan empat konsensus kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhenneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Selain pembentangan bendera yang mengambil lokasi di tengah sawah, perayaan HUT Kemerdekaan RI ke 74 di Kecamatan Kerambitan, Tabanan juga mengambil lokasi di tengah sawah, yakni di areal Subak Celemanik desa Timpag. Dilansir dari balipost.com Camat Kerambitan Sukanada menyatakan pelaksanaan upacara dengan mengambil lokasi di tengah hamparan sawah di Desa Timpag ini bertujuan mengenalkan budaya pertanian.
Sekaligus keberadaan program Uma Urip di Kecamatan Kerambitan yang didalamnya juga ada kegiatan konservasi burung hantu jenis tyto alba. Upacara pengibaran bendera tidak hanya diikuti Muspika Kerambitan dan pelajar, petani pun ikut serta dalam acara tersebut.
Dalam peringatan hari kemerdekaan RI tersebut juga diadakan lomba-lomba di areal persawahan. Bagi saya hal ini sangatlah bermakna, karena kemerdekaan bukan milik sebagian orang saja. Kita semua harus menikmati kemerdekaan termasuk para petani, yang menyediakan kebutuhan pokok bagi kita semua.
Dengan pemilihan lokasi di areal persawahan seperti ini, semoga dapat menyadarkan kita dalam mengisi kemerdekaan, kita tidak boleh melupakan sektor penting yang menunjang kehidupan kita yakni pertanian
Sekarang ini generasi muda sudah mulai memandang sebelah mata profesi sebagai petani. Mereka menganggap profesi petani kurang bergengsi. Padahal di tangan mereka, kita berharap muncul generasi-generasi unggul yang mampu membuat negara kita menjadi negara agraris yang maju serta melestarikan sistem subak kebanggaan bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H