Laklak Gede atau biasanya disebut laklak biu adalah nama jajanan khas Desa Penebel, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali. Jika kita berwisata ke daerah Penebel, misalnya ke situs warisan budaya UNESCO Desa Jatiluwih, kita akan melewati beberapa penjual jajanan laklak gede ini menjajakan dagangannya di kios kecil di pinggir jalan.
Disebut laklak gede karena jajanan ini ukurannya besar, dan ada versi kecilnya. Laklak kecil biasanya disajikan dengan parutan kelapa dan gula merah, sedangkan laklak gede ditambahkan topping pisang. Dilihat dari cara pembuatan dan bentuknya sekilas jajanan ini mirip dengan surabi, namun laklak gede tidak menggunakan topping telur atau lauk lainnya.
Agar "kekinian" untuk memperkaya rasa, topping pun disesuaikan dengan selera konsumen. Laklak gede dengan topping pisang ini disebut sebagai "laklak rasa original" dan tersedia juga rasa yang lain seperti nangka, coklat, keju dan beragam selai lainnya.
Laklak gede disajikan dengan cara dilipat dan dibungkus dengan daun pisang untuk menambah aromanya. Rasa jajanan ini sangat gurih dan rasa manis akan terasa dari pisang, serta topping lainnya yang ditambahkan. Selain itu sekarang laklak juga dapat dipesan online. Sehingga bisa merambah ke konsumen muda yang sering memesan makanan lewat aplikasi online.
Pada festival-festival kuliner, Pesta Kesenian Bali, dan kegiatan-kegiatan lainnya, laklak gede khas desa Penebel ini selalu hadir di stand makanan. Pembeli akan bersedia antre untuk mendapatkannya. Kebanyakan pembeli dewasa (orang tua) ingin bernostalgia dengan rasa original, sedangkan pembeli usia muda membeli laklak dengan topping "kekinian" yang sesuai dengan lidahnya.
Rata-rata pengerjaan satu buah laklak memerlukan waktu 3 menit, oleh karena itu pembeli harus sabar menunggu. Pengerjaannya jajanan berbahan dasar beras ini pun menggunakan tungku api tradisional, sehingga rasanya sangat khas.
Bagi yang tengah berwisata ke Bali khususnya ke daerah Penebel Tabanan, tidak ada salahnya mencoba jajanan ini. Rasanya yang sangat khas dan gurih akan selalu terkenang di lidah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H