Lihat ke Halaman Asli

Wisri Atuti

Guru IPA di SMP Negeri 120 Jakarta, Suka menulis dan senang mempelajari hal - hal yang baru untuk menambah wawasan dan diagikan kepada peserta didik /teman sejawat

Golak dan Geblek: Makanan Khas Kampungku

Diperbarui: 27 November 2022   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Golak merupakan makanan khas Kebumen. Terbuat dari singkong yang diparut, dikukus  dan dibentuk angka delapan. Berwarna putih, dijual dalam keadaan mentah ataupun matang (digoreng). Golak merupakan makanan kesukaan Almarhum Ayah saya. Setiap pulang kampung, ayah pasti membeli golak. Sambil makan, Ayah akan bercerita tentang masa kecilnya.

Menurut Ayah, paling senang jika ada orang pesta dan menanggap wayang. Pada saat itu, Ayahnya (Almarhum Kakek saya) akan memberikan uang jajan bekal menonton wayang. Jajanan yang diincar Ayah adalah golak, walau hanya dapat 5 biji. Selain golak Ayah akan membeli segelas dawet. Golak dan dawet menjadi jajanan yang mewah bagi Ayah.

Beberapa kali pulang kampung bersama Ayah, kami mencari penjual golak dan membelinya. Selain untuk dimakan, kami membeli lebih untuk dibawa pulang ke Jakarta. Karena cukup banyak, sampai di Jakarta sebagian di masak dan diberikan kepada tetangga kanan kiri sebagai oleh-oleh. Sebagian lagi disimpan di kulkas. Sewaktu-waktu bisa digoreng untuk cemilan.

Jika golak sudah di kulkas dalam waktu tertentu, biasanya teksturnya menjadi keras. Maka perlu perlakuan khusus sebelum digoreng agar teksturnya kembali lunak dan rasanya tetap enak. Caranya yaitu: rendam golak dengan air panas, tidak usah terlalu lama, kemudian tiriskan sampai benar-benar tiris. Setelah itu digoreng dengan api sedang dan minyak yang cukup, sambil dibolak-balik agar matang merata. Golak siap dinikmati.

Makanan lainnya adalah Geblek (membacanya seperti kata "melek"). Saya selalu ingin tertawa jika menyebut nama ini. Kalau mengejanya salah, konotasinya akan berbeda. Saya menemukan  geblek di kampung Almarhumah Ibu, Gombong. Menurut cerita Ibu, jika Ibunya ( Almarhumah Mbah saya) pulang dari pasar, jajanan yang dibeli adalah geblek. Ibu akan menerima jajanan tersebut dengan senang. 

Begitulah, cerita makanan tradisional yang masih tetap ada sampai hari ini. Semoga terus lestari dan tetap ada yang menggemari. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline