Lihat ke Halaman Asli

Kemegahan Politik Anak Muda

Diperbarui: 12 April 2024   05:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengawali karir profesionalnya sebagai praktisi di bidang hukum, selaras dengan pencapaian akademiknya yang merupakan jebolan S1 Fakultas Hukum Universitas Trisakti, dan S2 Master Hukum Universitas Gajah Mada. Siti Nurizka Puteri Jaya atau Rizka sebagai panggilan karibnya menghabiskan masa mudanya dengan berbagai keberanian.

Pernah bekerja selama 1,5 tahun di PT. Medco Power Indonesia pada Divisi Hukum dan Korporasi, kemudian 2,5 tahun bekerja di PT. Indonesia Comnets Plus pada divisi yang sama dengan tempatnya bekerja sebelumnya ini tiba-tiba bertransformasi untuk menapaki dunia politik pada 2013. Saat itu ia memasuki usia 25 tahun, sebuah usia yang cukup muda untuk seseorang menapaki dunia politik.

Dengan usia yang cukup muda tersebut bisa dikatakan Rizka adalah anak kemarin sore di dunia politik. Keputusannya bergabung dengan Gerindra tidak diambilnya dengan gegabah. Sebelumnya, ia menggali informasi dengan dalam tentang perpolitikan Indonesia. Ia juga mengolah berbagai sumber tentang politik dan anak muda di Indonesia sebagai bekal pengetahuannya untuk ia kawinkan dengan ilmu hukum sebagai kekuatannya untuk mantap di dunia politik.

Sebagai anak muda, Rizka memiliki keyakinan bahwa Partai besutan Prabowo Subianto tersebut bukanlah hanya sebagai kendaraan politik saja. Tapi juga sebagai wadah untuk masyarakat dan warga negara menyumbang gagasan dalam gerakan perubahan bangsa Indonesia.

Pada 2014, tahun pertamanya di dunia politik, ia sedang memulai sejarah bahwa anak muda harus memiliki suatu kesadaran berpolitik untuk melakukan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dengan ia tampil sebagai Calon Legislatif DPR-RI Daerah Pemilihan Sumatera Selatan 1 (Palembang, Banyuasin, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Lubuk Linggau).

Dalam kontestasi tersebut sesungguhnya Rizka sedang belajar bergulat dengan berbagai intrik politik yang dilakukan oleh kontestan lainnya. Meski gagal, ia tidak pernah menarasikan sebuah kegagalan. Tapi ia sedang menikmati tiap fase yang dilaluinya.

Ia tidak pernah menjadikan kegagalan sebagai akhir dari perjuangan. Sebuah pepatah kuno mengatakan bahwa "sejarah bukan hanya dimiliki oleh pemenang saja. sejarah pun juga bisa ditulis oleh mereka yang gagal".

Perjuangan berlanjut di tahun berikutnya, 2015, ketika ia tampil sebagai Calon Wakil Bupati dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara. Berpasangan dengan Khairul Alamsyah, Ia mendapatkan peringkat tiga dengan 25,69% atau setara 24.930 suara.

Di situ ia terseok-seok. Berbagai intervensi dan intrik dari lawan politik sangat banyak ia dapatkan. Berbagai ujian dan jebakan politik juga tidak kurang ia alami. Menjadikannya pelajaran yang sangat berharga tatkala ia mendapatkan identitas sejati dalam politik, yaitu ketulusan dan kejujuran.

Dengan 2 kali catatan kegagalan tersebut justru semakin membuat Rizka percaya diri. Karakter dan keteguhannya berpolitik semakin terbentuk. Landasan pemikirannya untuk mencapai tujuan cita-cita memakmurkan dan menyejahterakan rakyat semakin kokoh. Semangat perubahan bangsa yang ia usung pun semakin berkobar.

Sebuah pembuktian ditunjukkan Rizka ketika tahun 2019 tampil kembali sebagai Calon Legislatif DPR-RI Daerah Pemilihan Sumatera Selatan 1. Mengikuti kontestasi dari daerah pemilihan yang sama dengan sebelumnya adalah pilihan baginya untuk mengabdi kepada tanah kelahirannya, daerah yang ia cintai. Memiliki rasa cinta yang sangat besar kepada Bumi Sriwijaya adalah sebuah rahasia umum bagi masyarakat Sumatera Selatan ketika mengidentifikasi seorang Siti Nurizka Puteri Jaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline