Lihat ke Halaman Asli

Wisnu Syahid

Taruna Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofiiska (STMKG)

Meningkatnya Suhu Lingkungan di Berastagi

Diperbarui: 28 Mei 2023   05:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gunung Sibayak. Foto: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karo 

Apakah kamu pernah merasakan udara disebuah daerah yang dahulunya sejuk berubah menjadi tidak sejuk lagi? Salah satu penyebabnya adalah terjadinya perubahan iklim pada daerah tersebut.

Berastagi merupakan sebuah daerah yang terletak di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara. Dengan lokasi yang strategis serta beragamnya tempat wisata di Berastagi membuat daerah ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Provinsi Sumatra Utara. Selain itu, daerah ini juga dikenal memiliki udara yang asri dan sejuk. Namun dalam beberapa tahun terakhir para wisatawan merasakan bahwa udara di Berastagi tidak lagi terasa sejuk dan segar. Peningkatan suhu lingkungan di Berastagi disebabkan oleh adanya perubahan iklim di daerah tersebut. Berikut adalah faktor penyebab meningkatnya suhu lingkungan di Berastagi.

FAKTOR PENYEBAB PENINGKATAN SUHU
1.Polusi Kendaraan Bermotor
Banyaknya jumlah kendaraan bermotor yang melintas setiap harinya membuat polusi udara di Berastagi menjadi sangat tinggi. Menurut sensus dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2020 Kabupaten Karo menempati peringkat kedua daerah Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah kendaraan bermotor terbanyak di Provinsi Sumatra Utara. Selain itu saat hari libur jumlah kendaraan yang menuju ke Berastagi juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan dibandingkan hari biasa.

Polusi kendaraan yang tidak dikelola dengan baik dapat merusak lapisan ozon di atmosfer. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya efek rumah kaca yang menyebabkan daerah di sekitar Kabupaten Karo akan mengalami peningkatan.

2.Berkurangnya Daerah Hijau
Daerah yang strategis membuat banyak perusahaan lokal maupun perusahaan internasional yang mendirikan bangunan di Berastagi. Pembangunan ini tentu saja berimbas pada berkurangnya daerah hijau/hutan di Berastagi maupun sekitarnya. Menurut data dari Dinas Kehutanan Kabupaten Karo jumlah daerah hijau di Kabupaten Karo pada tahun 2009 adalah sebesar 125.536 HA sedangkan 5 tahun setelahnya pada tahun 2014 luas hutan di Kabupaten Karo turun drastis menjadi 103.282 HA.

Deforestasi yang terus terjadi akan memberikan dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Berkurangnya jumlah pasokan oksigen membuat lapisan ozon menjadi lebih tipis sehingga hal ini dapat membuat daerah Kabupaten Karo cenderung lebih hangat dari keadaan normal.

3.Peningkatan Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang berada di Kabupaten Karo terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Dari data sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistika Kabupaten Karo, dalam kurun waktu 9 tahun yaitu pada tahun 2010-2019 terdapat peningkatan jumlah penduduk sebesar 64.918 orang.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Karo, jumlah pencemaran lingkungan juga akan mengalami peningkatan.  Pencemaran tersebut dapat berupa pencemaran udara, pencemaran air dan jenis pencemaran lainnya. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah limbah rumah tangga yang dihasilkan oleh masyarakat.

4.Kurangnya Kesadaran Wisatawan Terhadap Lingkungan
Faktor terakhir yang menyebabkan meningkatnya suhu di Berastagi adalah kurangnya kesadaran wisatawan terhadap lingkungan. Pada kenyataannya masih banyak wisatawan yang belum memiliki kesadaran untuk menjaga kelestarian lingkungan, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya sampah di sekitar jalan maupun tempat wisata di Berastagi. Sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik merupakan penyumbang gas CH4 dan CO2 yang dapat menyebabkan efek rumah kaca dan mengakibatkan terjadinya penghangatan suhu lingkungan di Berastagi.

UPAYA PENANGGULANGAN
Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi terjadinya peningkatan suhu lingkungan yang lebih buruk adalah sebagai berikut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline