Lihat ke Halaman Asli

Media Sosial Utopia

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Bagaimana kiranya jika kita membuat platform media sosial dengan mengesampingkan impresi kebanggaan terhadap diri sendiri. Sebuah sosial media dalam dunia maya dimana kata “berbagi”  tidak berubah menjadi pamer kekayaan duniawi. Sebuah platform yang dapat memfilter niat untuk populer.

Saya memimpikan jaringan media sosial dimana informasi, baik pribadi maupun keadaan sosial terkini, dibagikan secara apa adanya tanpa campur aduk kepentingan apapun. Keberadaan sosial media ini tentunya dapat mengisi kekosongan medsos yang tidak ada dipasaran saat ini.

Saat ini media sosial sudah dikendalikan atas dasar kebanggaan diri yang dipamerkan (padahal di medsos tersebut tertulis kata share bukan pamer) di laman media sosial.  Tentunya saya bukanlah orang yang munafik. Saya tidak memungkiri jika saya terkadang adalah pengguna sosial media yang seperti itu. Narsistik memang ada pada setiap jiwa manusia bukan? Tapi apakah harus selalu dilebih lebihkan?

Apakah kita tidak lelah menyombongkan diri sendiri?  Ingin kelihatan berkelas sedang check in di tempat istimewa atau menonton film drama eropa. Atau mungkin anda yang seorang biasa berganti selera untuk menjadi seorang hipster? Dengan playlist lagu atau buku yang tidak sedang mainstream dipasaran mungkin?

Apakah pandangan ini adalah refleksi sosial kita atau refleksi diri saya? Entahlah tapi saya tidak begitu peduli persepsi orang terhadap diri saya. Atau bahkan mungkin kalian para pengguna media sosial yang belum sadar akan pandangan ini?

Tak dapat dipungkiri tentunya jika pengakuan diri adalah sebuah kebutuhan bahkan motivasi bagi sebagian pribadi. Namun janganlah hal tersebut dilebih-lebihkan. Saya menganggap huruf P besar pada sosmed berlatarbelakang warna merah itu adalah kata Pamer yang ditonjolkan.

Jika kita mampu membuat media sosial dimana isinya pengguna yang benar ingin berbagi tanpa ingin terlihat populis atau membanggakan diri, saya dengan sederhana menyebutnya: media sosial utopia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline