Lihat ke Halaman Asli

Wisnu Nugroho

TERVERIFIKASI

Tinggal Pak Choel

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

tiga bersaudara bernama belakang mallarangeng ini memang menarik. selain terdidik di negara tempat pak beye dan mas agus harimurti belajar, ketiganya menurut sebagian besar perempuan indonesia juga tampan. selain mallarangeng yang menjadi pemersatu, ketiganya juga kini berkumis. yang terakhir berkumis adalah mallarangeng bungsu yaitu pak choel. anda yang tidak mengenal pak choel tidak perlu berkecil hati. di bandingkan kedua kakaknya, pak choel yang bernama asli zulkarnaen memang belum banyak muncul atau ikut menempeli kekuasaan. untuk dua kakaknya yaitu pak andi dan pak rizal atau biasa dipanggil celi, anda sudah tahu semua bagaimana kiprah dan kemunculannya. untuk anda yang awam sama sekali pun, kemunculan pak andi secara bertubi-tubi akhir-akhir ini di hampir semua media pasti menjadi tahu seperti apa sosok mantan juru bicara pak beye ini. pak andi juga memakai lokasi baliho terbaik di indonesia untuk menempelkan wajah dan inisal namanya: am. anda yang tinggal di jakarta tahu semua tempatnya. ya, di sisi selatan plaza semanggi. sebelumnya, menjelang pilpres 2009, pak rizal lebih dulu memakai lokasi itu. pak rizal juga memakai inisal nama untuk memperkenalkan dirinya yaitu: rm. jika untuk pak andi inisialnya diimbuhi am for demokrat 1, untuk pak rizal inisialnya diimbuhi rm 09. seperti kita ketahui bersama, baliho-baliho besar berwarna dominan biru menjadi sampah bahkan sebelum apa yang hendak dituju keduanya dimasuki gerbangnya. pak rizal yang tidak dilirik partai politik mana pun untuk jadi calon presiden akhirnya mundur dari pencalonan. baliho sebesar ruang kelas sekolah dasar di sisi selatan plaza semanggi diturunkan. tidak cukup jelas apakah ada yang memanfaatkan baliho itu setelah menjadi sampah. setelah itu pak rizal menempeli pak boed yang dipinang pak beye. hal sama dialami pak andi. saya beruntung bisa melihat baliho besar itu di sisi selatan plaza semanggi saat ke jakarta mengurus visa awal mei lalu. posisi baliho pak andi sama dengan posisi baliho pak rizal. warna dasar dan warna pemanisnya juga sama yaitu biru dan merah. nasib baliho itu pun sama. menjadi sampah bahkan sebelum perebutan posisi demokrat satu selesai. terhadap apa yang dialami kedua kakaknya, pak choel yang memelihara kumis setelah pak beye dan pak boed menang pasti memetik banyak pelajaran. apalagi, foxindonesia yang dipimpinnya ada di balik upaya kedua kakaknya itu menguji kejamnya demokrasi di negeri kita. belajar dari kedua kakaknya yang gagal di titik awal perjuangan, saya yakin pak choel akan berpikir berkali kali jika hendak memakai baliho di sisi selatan plaza semanggi. namun, melihat kerasnya pendiriannya, saya yakin pak choel akan tetap memanfaatkan lokasi baliho di sisi selatan plaza semanggi itu untuk upaya pemasaran politiknya. untuk kekerasan pendiriannya itu, dua kemungkinan bisa terjadi dan dua kemungkinan itu sama-sama akan berdampak dahsyat juga. kemungkinan pertama adalah gagal di titik awal perjuangan sehingga membuat foxindonesia mencetak hatrick di lokasi yang sama untuk tiga bersaudara. kemungkinan kedua berhasil dan bisa membalik kutukan baliho sisi selatan plaza semanggi untuk keluarganya. kita tunggu saja. pak choel punya potensi untuk kedua-duanya. di bandingkan kedua kakaknya, pak choel juga disebut lebih tampan oleh mbak dewi yull. apalagi suara baritonnya. mbak dewi yull yang kerap berduet dengan pak andi saat karaoke mengaku lebih terpikat suara bariton pak choel. apakah pak choel akan mencetak hatrick untuk keluarganya atau melawan kutukan baliho sisi selatan plaza semanggi? kita tunggu saja. masih banyak proyek yang menanti garapan foxindonesia. pilkada masih berlangsung sepanjang tahun ini di seluruh indonesia. salam baliho. [caption id="attachment_149618" align="alignnone" width="500" caption="pak choel mallarangeng mendampingi pak beye blusukan di perkampungan perajin tahu di medan. tentu saja, momennya saat kampanye pilpres 2009 di mana pemimpin mencitrakan diri dekat dengan rakyatnya. (2009.wisnunugroho)"][/caption] [caption id="attachment_149620" align="alignnone" width="500" caption="pak andi melangkah pergi dan pak rizal membasuh muka di tengah arena kampanye pak beye dalam pilpres 2009. pak choel mendampingi pak beye. lokasinya di malang. (2009.wisnunugroho)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline