musim haji membuat banyak dari kita ingat arab saudi. dan arab saudi mengingatkan saya pada kejadian ini. dalam rangkaian kunjungan ke sejumlah negara di timur tengah dan juga negara-negara lain, pak beye selalu menyempatkan diri bertemu dan berdialog dengan komunitas masyarakat indonesia di negara tersebut. sebuah acara rutin yang menggembirakan. selain akan ada banyak isu aktual yang ditanggapi dan didialogkan, pertemuan dengan komunitas indonesia di suatu negara mengobati kangen saya dan anggota rombongan lainnya untuk menikmati masakan indonesia. hehehehe. maaf, urusan saya masih sangat primitif dan mendasar yaitu soal perut seperti kebanyakan rakyat indonesia. dalam kunjungan ke beberapa negara di timur tengah pada april-mei 2006, pak beye menyinggahi arab saudi, kuwait, uni emirat arab (abu dhabi), dan jordania. banyak kenangan yang dibawa masing-masing anggota rombongan termasuk pak beye tentunya. namun, kenangan yang membekas buat saya adalah dialog dengan komunitas masyarakat indonesia di arab saudi. dialog dilakukan di kedutaan republik indonesia di arab saudi. saat itu tuan rumah sekaligus pemandu acara adalah pak salim segaf al'jufrie. anda pasti tahu siapa pak salim saat ini. pak salim saat ini naik pangkat menjadi pembantu pak beye setelah sebelumnya menjadi duta besar republik indoensia di arab saudi. seperti layaknya acara dialog dengan komunitas indonesia di suatu negara, dialog di kedutaan besar republik indonesia di arab saudi juga dipenuhi banyak sekali warga indonesia. mungkin ini cerminan betapa banyaknya warga negara indonesia yang bekerja di arab saudi. ya, menjadi apa saja. pembantu seperti profesi pak salim adalah salah satunya. namun, umumnya tentu saja perempuan muda. dialog berjalan hangat. pak beye yang mendapat panggung dikelilingi banyak sekali orang tampil memikat. waktu satu jam dirasa kurang. meskipun demikian, acara harus dihentikan karena waktu sudah larut malam dan besok paginya akan ada banyak kegiatan. pak salim yang duduk di samping pak beye menyudahi acara. semua yang hadir bersorak. ada yang puas ada yang kecewa karena kesempatan bertemu dengan pak beye dirasakan hanya singkat saja. bersamaan dengan perginya pak beye dan anggota rombongan, massa juga bubar. karena bubar, saya mulai meyarungkan kamera pinjaman kantor yang waktu itu masih jarang ngadat untuk segera menuju kendaraan rangkaian. belum sepuluh kali kaki saya melangkah, kegaduhan muncul di belakang saya. kegaduhannya luar biasa karena paspampres sampai kena semprot semua. saya melihat seorang paspampres kemudian berlari mengejar seseorang arab bertubuh besar dan berewokan tipis di pipi dan dagunya. tingginya lebih sedikit dibandingkan pak beye. setelah ikut nimbrung, saya baru tahu kenapa kegaduhan terjadi. pria bertubuh tinggi besar dan berewokan tipis ditangkap karena melakukan hal yang dilarang. tanpa takut dan seolah tanpa pencegahan, pria itu berhasil mengecup salah satu pipi pak beye yang gembil itu. saya tidak tahu pipi sebelah kiri atau kanan yang berhasil dikecupnya. yang jelas, pria itu telah berhasil memenuhi keinginan yang didorong keberanian dan mungkin kenekatannya. pak beye tentu saja datar saja ekspresinya. tetapi saya bisa membayangkan bagaimana marahnya pak beye ketika bertemu muka ke muka dengan komandan paspampres. tentu saja bukan hanya soal pak beye tidak suka dikecup pipinya oleh laki-laki asing. tapi, kejadian itu menunjukkan betapa lemahnya pengamanan terhadap orang nomor satu di indonesia. paspampres kecolongan. untung saja laki-laki itu melakukan hal yang tidak membahayakan untuk tidak mengatakan melakukan hal yang menyenengkan dengan aksi kecup pipinya. coba kalau aksinya benar-benar membahayakan jiwa dan raga pak beye. masing-masing dari anda bisa membayangkan apa saja aksi yang bisa membahayakan jiwa dan raga pak beye. setelah lelaki itu ditangkap dan kemudian diinterogasi, pak beye dan anggota rombongan berlalu. sambil menyesal tidak bisa memotret lelaki pengecup pipi pak beye, saya mengelurkan kamera saya. saya coba cari apakah saya secara tidak sengaja memotretnya. karena tidak menemukan, saya mengalihkan pikiran saya dengan pertanyaan: kenapa orang itu begitu berani dan kemudian sukses mengecup pipi pak beye? menurut anda, kira-kira kenapa ya? untuk membantu anda mengira-ira, saya sertakan foto pak beye dan pak salim saat dialog di kedutaan arab saudi dikelilingi banyak sekali orang indonesia di sana. salam. [caption id="attachment_18321" align="alignnone" width="500" caption="pak beye tampil di kedutaan besar ri di arab saudi didampingi pak salim yang hanya kelihatan kepala belakangnya saja. usai dialog, pak beye dikecup pipinya oleh salah satu peserta laki-laki yang berani. (wisnunugroho:2006)"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H