meskipun lebih dari lima tahun main ke istana, amat sulit bertemu apalagi bisa mewancarai pak marsillam simanjuntak. yang pernah saya lakukan adalah sekilas berbincang-bicang seusai pak marsillam di undang ke kantor pak beye untuk urusannya sebagai ketua unit kerja presiden untuk pengelolaan program dan reformasi. ya, ukp3r. setiap kali di tengah perbincangan sambil berjalan melintasi koridor istana saya sisipkan pertanyaan, pak marsillam yang irit bicara ini justru balik bertanya. susah mendapatkan jawaban darinya untuk sebuah soal. entah mengapa. mungkin di mata pak marsillam yang kalem itu, saya tidak pantas mewawancarainya. entahlah. saya belum juga menemukan jawabnya. saat isu pembentukan ukp3r dengan keputusan presiden ramai dipolemikkan di istana, oktober-november 2006, pak marsillam juga diam saja. saat ditanya soal penolakan keras terutama dari kubu pak kalla dan partai golkar yang dipimpinnya, mantan jaksa agung ini tidak bicara. jalannya yang lurus dan cepat karena tubuh rampingnya yang terjaga membuat saya kewalahan untuk mewawancarainya sambil menjepret dengan kamera. karena itu, maaf jika tidak ada hasil jepretannya ya. semoga anda masih ingat seperti apa sosok pak marsillam yang pernah juga menjadi sekretaris kabinet meskipun singkat saja. kalau masih lupa juga, semoga deskripsi saya tentang sosoknya membantu anda. kalau tidak juga, google pasti punya gambarnya. di antara pejabat yang ada di lingkar dalam pak beye, ukp3r yang dibentuk melalui keputusan presiden nomor 17 tahun 2006 adalah yang paling misterius, dalam arti jarang bisa dijamah. padahal, hanya tiga saja orangnya. selain pak marsillam yang ditunjuk sebagai ketua, ada pak agus widjojo dan edwin gerungan sebagai deputi. misteri ukp3r itu yang mungkin dicium pak kalla dan politisi golkar yang kencang menentang pembentukannya. anda pasti masih ingat, hampir satu bulan, polemik ukp3r tidak reda. untuk meredamnya, pak beye sampai harus memanggil pak kalla ke ruang kerjanya. hanya berdua, tanpa siapa-siapa. pak andi mallarangeng yang memberi keterangan seolah-olah tahu pun tidak tahu persis apa isinya. usai pertemuan empat mata di hari jumat itu, pak beye minta mobil golf disiapkan untuknya. dari kantor presiden, pak beye mengemudikan mobil golf menuju masjid di sisi barat istana merdeka untuk shalat jumat. pak kalla duduk di sisi kiri pak baye. usai pertemuan empat mata itu, tentangan untuk ukp3r mereda meskipun tidak hilang juga. untuk menghentikannya, pak beye tampil ke muka membela. di podium garuda yang khusus dibuat untuknya, pak beye angkat bicara. posisi ukp3r dijelaskannya. konsitusi yang kerap ada di saku kemeja dipegangnya. untuk pembela pak marsillam, pak beye merujuk pasal 4 uud 1945 yang menyatakan, "presiden republik indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut uud". pak beye kemudian mengatakan, pembentukan ukp3r adalah bagian dari tanggung jawabnya sebagai kepala pemerintahan kepada rakyat. lima tugas ukp3r adalah perbaikan iklim usaha/investasi dan sistem pendukungnya; pelaksanaan reformasi administrasi pemerintahan; peningkatan kinerja BUMN; perluasan peranan usaha kecil menegah; dan perbaikan penegakan hukum. dalam jumpa pers pembelaan sepanjang 25 menit dan disiarkan langsung oleh metrotv dan tvri itu, pak beye menyebut empat tidak ukp3r. pertama, tidak mengambil keputusan dan tidak menetapkan kebijakan pemerintah. kedua, tidak memberikan instruksi dan arahan kepada menteri dan anggota kabinet. ketiga, tidak melakukan tindakan investigasi atau pemeriksaan atas hal yang berkaitan dengan masalah hukum seperti korupsi. keempat, bukan "pos politik" dan pejabatnya tidak dalam kategori political appointee seperti menteri, tetapi adalah "pos manajemen" yang jadi perangkat presiden selaku pemimpin eksekutif tertinggi. tentangan kemudian mereda. ukp3r jalan sebagaimana rencana. pak marsillam yang dibela tetap misterius di mata saya. meskipun sudah di atas angin posisinya, pak marsillam tetap tidak angkat bicara. dalam senyap, pak marsillam bekerja dengan tangung jawab langsung kepada pak beye yang mengangkat dan memintanya bekerja. sampai akhirnya, akhir oktober 2008, pak marsillam muncul lagi di istana karena dipanggil pak beye lantaran krisis keuangan global dan memanasnya suhu politik menjelang pemilu legislatif dan pilpres 2009. pak beye memanggilnya. tidak hanya pak marsillam memang, tetapi ada juga dewan pertimbangan presiden dan anggota staf khususnya. saat pertemuan, pak beye didampingi sekretaris kabinet pak sudi silalahi. pertemuan digelar bersamaan dengan pembacaan vonis lima tahun hukuman untuk mantan gubernur bank indonesia pak burhanuddin abdullah yang diikuti penetapan mantan deputi gubernur bank indoneisa pak aulia pohan sebagai tersangka oleh kpk. anda tahu kan pak aulia yang saat ini ditahan di kelapa dua? dalam pertemuan itu, pak beye menyampaikan arahan terkait langkah pemerintah menghadapi dampak krisis keuangan global. tak lama kemudian, awal dari kisruh, kemelut, atau skandal bank century dimulai. itu ingatan saya terakhir tengan pak marsillam di istana. sementara ingatan awal saya tentang pak marsillam adalah saat pertama kali pak beye menyampaikan keinginannya membentuk ukp3r yang kemudian diketuainya. keinginan pak beye itu disampaikan usai rapat oleh pak boediono yang ketika itu masih menjabat sebagai menteri koordinator bidang perekonomian. selain pak boediono, dalam rapat di kantor presiden itu hadir menteri keuangan mbak ani, dan pak marsillam tentu saja. menurut pak boediono ketika itu, ukp3r dibentuk sebagai alat langsung pak beye untuk memperkuat lembaga kepresidenan. ukp3r berisi satu tim profesional untuk memberi masukan kepada pak beye. saya kutipkan apa yang pernah diujarkan pak boediono saat pertama kali bertemu pak beye dan pak marsillam di istana, "ini adalah alat presiden yang lebih membumi dan menjangkau di lapangan, termasuk apa yang dirasakan dunia usaha. masukannya kepada presiden akan menjadi bahan arahan kepada para menteri." ketika saat itu ditanya apakah ukp3r akan diketuai pak marsillam, pak boediono mengaku tidak bisa memberi keterangan sekarang. namun, sesaat sebelum rapat dimulai, akhir mei 2006 lalu, pak beye saat bertatapan dengan pak marsillam menyapa dan menyambutnya dengan hangat, "welcome back pak marsillam." terkait dengan apa yang terjadi sekarang termasuk misteri kehadiran pak marsillam dalam rapat penetuan kebijakan yang saat ini dipansuskan, saya berharap pembelaan kepadanya tetap diberikan. bukan oleh pak boediono atau mbak ani. tetapi, oleh pak beye yang selama ini telah konsisten membela bahkan dengan pijakan konstitusi segala. salam konsisten. [caption id="attachment_53440" align="alignnone" width="499" caption="pak beye mengajak pak kalla berkeliling istana negera dengan mobil golf yang dikemudikannya. sebelumnya, pak beye membela pak marsillam yang ditunjukknya sebagai ketua ukp3r. (2006.wisnunugroho)"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H