Lihat ke Halaman Asli

Menjelang Imlek, Kue Keranjang dan Dodol Mulai Bermunculan

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1326446038964895091

Imlek masih 9 hari lagi namun para pedagang kue keranjang sudah mulai menjajakan dagangannya. Pernak-pernik imlek pun sudaj mulai dapat kita temui di pasar-pasar yang dekat dengan komunitas tionghoa. Geliat Imlek juga dirasakan di daerahku yang memang merupakan kawasan pecinan. Kue keranjang, dodol, angpao bergambar naga, dan pernak-pernik imlek sudah mulai di jajakan. Para pedagang tidak mau ketinggalan momentum untuk meramaikan acara ini. Dari sekian banyak jenis dagangan, kue keranjang dan dodol adalah dua jenis kuliner yang paling banyak dicari oleh kosumen. Konon makna dibalik rasa manis dan legit pada dodol adalah harapan akan kehidupan yang manis dan penuh rejeki pada tahun ini. Bentuk bulatnya juga melambangkan kerukunan dan kekompakan.

Pembelinya tidak terbatas hanya pada orang-orang keturunan tionghoa. Masyarakat umum pun banyak yang mencarinya. Kelezatan kue keranjang dan dodol menjadi daya tarik bagi siapa saja untuk membelinya. Ada dua macam kue keranjang yang biasanya dijajakan. Ada yang dibungkus dengan daun pisang dan ada juga yang dibungkus dengan plastic. Kue keranjang yang di bungkus dengan daun pisang, sedikit lebih mahal daripada yang dibungkus plastik. Harga perkilogram berkisar antara Rp.25.000 - sampai dengan 30.000 Rupiah. Satu kilogram, terdiri dari dua atau tiga buah, tergantung dari ukurannya. Kue keranjang bisa langsung dikonsumsi dengan cara memotong-motongnya atau digoreng. Kue keranjang yang masih baru biasanya sedikit lembek dan lengket. Setelah beberapa hari dodol akan mengeras. Ketika dodol sudah keras lebih enak jika digoreng dengan campuran terigu dan telur seperti membuat pisang goreng. Nama sebenarnya adalah Nien Kao atau Ni-Kwee, kue ini sering disebut juga kue keranjang karena cara pembuatannya memang dicetak dalam keranjang-keranjang kecil. Orang-orang dikampungku biasa menyebutnya kue china mungkin karena pembuatnya adalah orang keturunan china ada juga yang menyebutnya dodol cina. Meskipun Dodol dan kue keranjang sebenarnya adalah dua jenis kuliner yang berbeda. Warna kue keranjang lebih coklat terang sedangkan dodol china berwarna coklat agak kehitaman. Kue keranjang dibuat dari campuran beras ketan dan gula, kedua campuran ini kemudian diaduk sampai rata. Adonan lalu dimasukan kedalam cetakan berupa keranjang-keranjang kecil yang dilapisi daun pisang. setelah itu dikukus selama 12 jam. Tak heran jika kue keranjang tahan sampai berbulan-bulan. Dodol china berwarna coklat tua agak kehitaman, dibungkus dengan plastic dengan cara di panjangkan seperti membungkus sosis. Bahan dasarnya hampir sama dengan kue keranjang hanya saja ditambahkan santan dan gula aren. Dodol biasanya diberi taburan buah kenari yang dipotong kecil-kecil. Ada juga yang diberi campuran duren. Dodol seperti ini sering disebut Dodol lapis kenari. Ciri khas dari dodol lapis ini adalah, adanya bagian yang renyah dalam dodol ketika digigit. Bagian dalam dodol akan terasa ada bagian yang agak kasar dan gurih. Lapisan dalam dodol ini yang memberi sensasi rasa yang berbeda dengan dodol betawi atau dodol garut. Lepas dari sejarah dan filosofinya, kue keranjang dan dodol ini merupakan salah satu kuliner khas yang sudah sepantasnya kita apresiasi. Musim hujan seperti ini membuat perut  sering merasa lapar. Kue keranjang dan dodol memang sajian yang sangat pas untuk menemani kopi dan teh hangat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline