Lihat ke Halaman Asli

Wisnu Dwi Atmojo

Dari desa untuk indonesia

Adu Jontos MUNAS HIPMI XVII

Diperbarui: 22 November 2022   13:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Organisasi yang memiliki Jargon " Pengusaha Pejuang, Pejuang Pengusaha " ini kembali membuat para kaum muda di luaran menjadi kembali berfikir tentang organisasi yang katanya ELITE ini.

Organisasi yang seharusnya menjadi tempat dimana kita, bisa berkembang dengan networking, berkembang dengan mainset positif, Berkembang dengan wawasan yang luas. Untuk meningkatkan kualitas hidup melalui usaha, lagi-lagi harus tercoreng.

Dinamika KISRUH HIPMI ini bukan yang pertama, beberapa kali dalam kesempatan saya pribadi mengamati problematika di dalam organisasi yang baik ini. Selalu kepentingan sectoral yang menghinggapi para elite organisasi ini.

Muda bukan bukan untuk gagah-gagahan, muda bukan untuk siapa saya. Tetapi muda adalah waktu syukur kita terhadap sang pencipta untuk kita bisa prepare pengalaman , knowladge, Relasi dll untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik.

Kisruh seperti ini sudah terjadi mulai tingkat kabupaten/kota ( BPC ) bahkan sampai tingkat provinsi ( BPD ).

Karena apa ? 

Salah satunya karena Habbit , Habbit itu sendiri di ciptakan dari para figure pendahulu di tataran elit. Entah sata pemilihan ketua umum , fungsional. ini pengurus gerbongnya siapa , orangnya siapa dll.

POLITIK

Tidak menutup kemungkinan dan sudah menjadi rahasia publik bahwa hal tersebut tentunya beririsan dengan POLITIK PRAKTIS di dalam tubuh HIPMI.

PENGUSAHA

Banyak anak muda di luaran sana yang berusaha berdiri dengan kemampuan serta etos niat yang luar biasa tanpa ada modal dari orang tua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline