SUPERTELUR, 5/8/2019. William Shakespeare pernah mengatakan, "Apalah arti sebuah nama?" Nenek moyang kita dahulu dalam memberi nama suatu daerah sering dikaitkan dengan sejarah, kejadian fenomenal atau tokoh berpengaruh di daerah bersangkutan.
Bantul konon berasal saat Ki Ageng Mangir mengadakan sesembahan/sungkem pada mertuanya di Kerajaan Mataram dimana pembawa hadiah/oleh-oleh untuk raja sering disebut Emban membawanya sambil berjalan mentul-mentul sehingga disebut Mbantul atau Bantul.
Beringharjo karena dulunya ada hutan yang ditumbuhi banyak pohon beringinnya, sedangkan nama Lendah di Kabupaten Kulon Progo berasal dari tokoh daerah tersebut Kiai Landoh yang kemudian orang lebih mudah menyebutnya Lendah.
Pedukuhan Gentan Desa Sidorejo Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo memiliki tokoh berpengaruh pada masanya, beliau adalah Kiai Gentho. Beliau dikenal masyarakat sekitar sebagai seorang "Robin Hood Van Java" karena memiliki sifat-sifat yang mirip tokoh film tersebut.
Diceritakan Kiai Gentho adalah seorang pencuri yang budiman, beliau mengambil barang/harta dari orang-orang kaya yang tidak mau berzakat atau sedekah kemudian diserahkan kepada orang-orang miskin yang membutuhkan.
Dikisahkan pada saat itu sebagian besar masyarakat sedang dalam kondisi kehidupan yang memprihatinkan, paceklik, kelaparan atau sering disebut "larang pangan".
Sementara di sisi lain masih ada saja orang-orang kaya atau pejabat yang saat itu dekat dengan pejajah sebagai penguasa berlaku sewenang-wenang tidak mau sedekah apalagi mengeluarkan zakatnya.
Meski tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan, namun sebagian masyarakat menganggap tindakan Kiai Gentho sebagai tindakan yang banyak menyelamatkan kehidupan masyarakat saat itu, sehingga Kiai Gentho sangat dihormati.
Nama Kiai Gentho sendiri adalah sematan dari masyarakat sekitar, "Gentho" berasal dari bahasa Jawa yang berarti preman, laki-laki yang suka berkelahi.
Kiai Gentho adalah salah satu murid dari Kiai Panggung yang makamnya juga ada di daerah Lendah yakni di Pedukuhan Kutan Jatirejo. Tidak kalah populernya, Kiai Panggung dikenal masyarakat sebagai salah satu murid Syekh Siti Jenar yang memiliki sifat "nyleneh".
Meski memiliki sifat yang "nyeleh", Kiai Panggung dan Kiai Gentho dihormati masyarakat sekitar hingga saat ini, makam Kiai Panggung di Pedukuhan Kutan dan makam Kiai Gentho di pemakaman umum Pedukuhan Gentan selalu dikunjungi warga sekitar untuk berziarah dan berdoa.