Lihat ke Halaman Asli

wisnu atmaja

Mahasiswa

Inovasi Pembuatan Es Krim, Pudding, Mochi Dari Tepung/Pati Singkong

Diperbarui: 16 Juli 2024   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN R15 SUB KELOMPOK 12 UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA DI BALAI DESA KEMASANTANI, GONDANG, MOJOKERTO, JAWA TIMUR (Edited by Penulis)

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan program yang mengintegrasikan pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat, menjadi salah satu syarat kelulusan di berbagai kampus. Program ini mempertemukan mahasiswa dari berbagai jurusan dan fakultas untuk bekerja dalam satu kelompok, yang bisa terdiri dari belasan hingga puluhan mahasiswa. Kelompok-kelompok ini kemudian menjalankan program KKN di desa-desa yang telah ditentukan oleh kampus atau dipilih sendiri oleh mahasiswa.

Pada tahun 2024, mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya melaksanakan KKN mulai dari tanggal 10 Juli hingga 21 Juli, selama 11 hari. Mereka salah satu kelompok 15 KKN Reguler dari Universitas 17 Agustus 1945, berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Salah satu program yang kami jalankan adalah inovasi pembuatan es krim, pudding, dan mochi dari tepung/pati singkong oleh sub kelompok 12. Kegiatan ini difokuskan pada ibu-ibu PKK di Desa Kemasantani, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto.

Dengan tujuan dan harapan mereka melalui inovasi ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam menciptakan produk yang bermanfaat bagi desa sekaligus memperkuat identitas lokal. Desa Kemasantani dikenal dengan produk utamanya, samiler, yang berbahan dasar singkong. Dengan mengembangkan produk-produk baru seperti es krim, pudding, dan mochi dari tepung/pati singkong, kami berharap dapat meningkatkan apresiasi terhadap produk lokal dan memperluas pasar produk berbahan dasar singkong.

Kami berharap inovasi produk mereka ini diharapkan dapat membawa berbagai manfaat. Seperti pemberdayaan ekonomi lokal, diversifikasi produk singkong, peningkatan keterampilan, penguatan identitas sosial. Hal itu mereka laksanakan dengan metode: pelatihan workshop, praktek langsung, pemberian materi, pemberian alat, observasi, dan evaluasi.

Dengan demikian, program ini tidak hanya memberikan ilmu dan keterampilan baru kepada warga desa tetapi juga membuka peluang untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan memperkuat budaya lokal melalui inovasi produk. Program ini merupakan contoh konkret bagaimana pendidikan dan pengabdian masyarakat dapat berjalan beriringan untuk menciptakan perubahan positif di masyarakat. Melalui inovasi sederhana namun berdampak, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam membangun desa yang lebih mandiri dan sejahtera.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline