Lihat ke Halaman Asli

Wisnu AJ

TERVERIFIKASI

Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Mencari Bapak Reformasi Indonesia

Diperbarui: 9 Mei 2018   15:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto/NusantaraNews.

Dua puluh tahun pergerakan refprmasi telah berlalu. Setelah kejatuhan Presiden Soeharto, kemudian digantikan oleh Wakil Presiden BJ.Habibi.  menyusul Abdurrahman Wahid (Gusdur) dan Megawati Soekarno Putri, menjadi Presiden Republik Indonesia, disaat kejatuhan Seoharto,  persoalan siapa sebenarnya tokoh atau Bapak Reformasi, tidak pernah dipersoalkan.

Kala itu, muncul nama H.Amien Rais Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) disebut sebut sebagai bapak reformasi. Walaupun pendaulatan Amien Rais sebagai bapak reformasi, tanpa melalui Surat Keputusan (SK). Namun pada saat nama Amie Rais dinobatkan sebagai bapak Reformasi, tidak ada yang protes. Seluruh elemen masyarakat, sepertinya mengakui bahwa Amien Rais adalah bapak reformasi Indonesia.

 Namun setelah duapuluh tahun reformasi 1998 -2018, persoalan siapa sebenarnya bapak reformasi Indonesia, mencuat kepermukaan. Yang anehnya persoalan dalam mencari siapa sebenarnya bapak reformasi itu muncul ditahun politik 2018 -- 2019, dimana bangsa ini akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, serta Pemilihan Legeslatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota dan Kabupaten, serta Provinsi. 

Dan Kemudian Pemilihan DPR pusat dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada tahun 2019 yang akan datang.

Sebagai masyarakat awam tentu kita bertanya?, apakah munculnya alternative untuk mencari siapa sebenarnya bapak reformasi Indonesia itu, ditengah tengah tahun politik yang bergejolak bermuatan politik?.

Jika dikaitkan dengan pernyataan dan komentar komentar Amien Rais terhadap kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintahan Presiden Joko Widodo -- Jusuf Kalla. Nampaknya gelagat untuk mengarah kesana terlihat nyata. Amien Rais secara terang terangan melakukan keritikan terhadap kebijakan pemerintah.

Belum lagi dengan pernyataan Amien Rais, selaku mantan Ketua dan pendiri Partai Amanat Nasional PAN, yang menyatakan bahwa ada Partai Setan dan  ada pula Partai Allah. Pernyataan yang dilontarkan oleh Amien Rasi ini, jelas mengundang tanda tanya besar dikalangan politisi dinegeri ini.

 Ditengah penyataan pernyataan pedas yang dikeluarkan oleh Amien Rais terhadap kebijakan pemerintahan Jokowi -- JK, muncul pula pernyataan pernyataan yang dikeluarkan oleh para aktivis yang dahulunya turut menggerakkan reformasi. Pernyataan pernyatan dari aktivis ini malah menyudutkan Amien Rais.

Sri Bintang Pamungkas misalnya, menyebut kalau Amien Rais adalah seorang pengkhianat. Apa yang dilakukan oleh Amien Rais setelah reformasi, menurut Bintang tidak sesuai dengan apa yang diamantkan oleh reformasi itu sendiri.  Amien telah lari dari semangat reformasi.

Tidak saja Sri Bintang Pamungkas yang menyebut kalau Amien Rais adalah seorang pengkhianat  Reformasi. Malah Desmond J Mahesa Ketua DPP Partai Gerindra yang kini menjadi anggota DPR RI mempertanyakan siapa sebenarnya yang jadi tokoh sentral reformasi?

Menurut Desmond aktivis 98 yang turun langsung kejalanan, mengungkap bahwa inisiator reformasi yang sebenarnya adalah para mahasiswa. Para mahasiswa inilah yang layak dikatakan sebagai tokoh reformasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline