Lihat ke Halaman Asli

Wisnu AJ

TERVERIFIKASI

Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

{TMN 100H} Senandung Cinta Dari Selat Malaka "10"

Diperbarui: 24 Maret 2016   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber fhoto/Hr Medan Bisnis"][/caption]Sebelumnya

Azis dan Meilan akhirnya naik keatas panggung atas giringan para rekan rekannya. Setelah keduanya berada diatas pentas, tepuk tangan untuk Azis dan Meilanpun terdengar dengan gemuruhnya. Teman teman Azis dan Meilan dari bawah panggung meminta agar Azis dan Meilan melantunkan lagu yang mereka sebutkan, sementara itu ada juga seorang guru yang meminta agar keduanya menyanyikan lagu yang disebutkannya. Meilan dan Azis terlihat melakukan  kompromi lagu apa yang akan mereka nyanyikan.

Setelah memilih satu lagu, Meilan menyapaikan kepada undangan mereka akan melantunkan lagu Malam Terakhir, lagu ciptaan H.Rhoma Irama. Para siswa memberikan aplus yang cukup meriah kepada keduanya. Alunan music bergema, Meilan dan Azis mulai melantunkan nyanyiannya. Tempuk tanganpun semakin meriah.

“ Inilah anak anak muda kita sekarang, mereka lebih hapal lagu lagu percintaan ketimbang lagu yang bernuansa pendidikan “ Pak Hery Kepala SMP berbisik kepada Bu Saniah guru Bahasa Indonesia yang duduk bersebelahan dengannya.

“ ini akibat dari kemajuan teknelogi, segala impormasi cukup gampang untuk diakses”, Mata Bu Saniah tertuju kepada dua muridnya yang sedang melantunkan lagu diatas pentas.

“ lagu lagu percintaan seperti ini rasanya kurang pantas untuk mereka lantunkan, bila dilihat dari usia mereka yang masih dalam tingkat remaja”, kata Pak Hery lagi.

“ Seharusnya anak anak remaja kita, memilih lagu lagu yang bernuansa mendidik, walaupun bukan dilarang untuk melagukan lagu percintaan”, ujar Buk Saniah menanggapi apa yang disampaikan oleh Kepala Sekolah itu.

Di bawah pentas teman teman Azis dan Meilan turut berjoget, Kepala Sekolah dan para guru yang hadir dalam acara perpisahan sekolah itu tak dapat untuk berbuat banyak, mereka hanya duduk dan melihat tingkah polah para murid muridnya yang begitu cukup gembira.

Udara siang itu cukup membantu meriahnya acara perpisahan para siswa kelas tiga SMP itu. Dilangit walaupun tak turun hujan, tapi sinar matahari terlindung awan biru. Angin dari Selat Malaka berhembus tidak terlalu kencang, tapi cukup untuk menyejukkan lokasi dihalaman sekolah yang dijadikan sebagai tempat acara perpisahan.

“ Melihat kegembiraan para siswa ini, rasanya kita teringat kembali, pada masa masa sekolah dulu ya buk?”, Buguru santi membisikkannya kepada Buk Saniah.

“ Sebuah nostalgia yang manis”, kata Pak Sukiman pula

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline