Lihat ke Halaman Asli

Wisnu AJ

TERVERIFIKASI

Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Mungkinkah Pemerintah Lupa?

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14193988431164205084

[caption id="attachment_385582" align="aligncenter" width="478" caption="Ilustrasi/Google"][/caption]

Dalam satu tahun entah berapa jumlah hari yang di peringati oleh rakyat Indonesia. Mulai dari Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) Hari Olah Raga Nasional (Hornas), sampai kepada Hari Guru, Hari Ibu, Hari HAIDS/HIV, Hari Anti Korupsi, Hari Pangan, dan beberapa hari lain nya yang telah di tetapkan oleh Pemerintah untuk di peringati setiap tahunnya oleh rakyat Indonesia. Jika di kalkulasikan jumlah hari yang wajib untuk di peringati oleh rakyat Indonesiasetiap tahunnya rata rata pada setiap bulannya ada hari yang wajib untuk di peringati.

Dari banyaknya jumlah hari yang wajib untuk di peringati oleh rakyat Indonesia, ada satu hari yang paling di tunggu tunggu oleh rakyat Indonesia, termasuk penulis dan juga mungkin para kompasionar yang bermarkas di Kompasiana. Namun sampai detik ini hari yang di tunggu tunggu itu tidak juga kunjung datang, pada hal pemimpin negeri ini sudah datang silih berganti. Mulai dari Soekarno, kemudian kepada Soeharto, Prof BJ Habibi, sampai kepada Abdurahman Wahid, Mega Wati Soekarno Putri, lanjut ke Susilo Bambang Yudhoyono, dan sedang berjalan Joko Widodo (Jokowi), namun entah kenapa Pemerintah seakan lupa untukmenetapkan hari itu wajib untuk di peringati.

Apakah memang Pemerintah benar benar lupa untuk menetapkan hari itu wajib untuk di peringati oleh rakyat Indonesia, atau memang sengaja di lupa lupakan agar Rakyat Indonesia tidak memperingati hari tersebut. Kedua kemungkinan ini bisa terjadi. Tapi yang jelas pemerintah tidak akan pernah lupa terhadap hari yang wajib untuk di peringati oleh bangsanya. Baik itu hari yang ada sangkut pautnya dengan Pemerintahan dan rakyat Indonesia, ataupun yang tidak punya ikatan dengan pemerintahan dan rakyat Indonesia. Pendek kata pemerintah pasti hapal dengan hari hari yang wajib untuk di peringati oleh bangsanya.

Atau boleh jadi pemerintah ragu dan takut untuk menetapkan hari tersebut sebagai hari wajib untuk di peringati oleh bangsa nya. Keraguan dan ketakutan pemerintah untuk menetapkan hari yang satu ini sebagai hari yang wajib untuk di peringati oleh bangsa Indonesia, karena terlalu berat untuk merealisasikannya?

Sebenarnya pemerintah tidak perlu takut untuk menetapkan hari tersebut sebagai hari yang wajib di peringati oleh rakyat Indonesia, karena selama ini  pun konsekwensi dari realisasi hari hari wajib yang harus di peringati oleh rakyat Indonesia tidak pernah ada realisasinya. Peringatan serimonialnya dilakukan setelah itu selesai.

Contohnya hari pangan. Di peringatinya hari pangan itu adalah untuk membuktikan bahwa Rakyat di negeri ini sudah cukup pangan. Akan tetapi realisasinya cukup bertolak belakang. Banyak rakyat negeri ini yang kekurangan pangan, sehingga mengakibatkan terjadinya penyakit busung lapar dan penyakit Gizi buruk.

Peringatan Hari Anti Korupsi, tujuannya jelas untuk mengingatkan agar orang orang khusus nya para pejabat pemangku kepentingan di negera ini tidak melakukan korupsi, tapi realisasinya, malah korupsi semakin menjabur. Para koruptor pun tumbuh sumbur layak nya seperti cendawan di musim hujan. Satu di tangkap seribu muncul bak kata pepatah “ Patah Tumbuh Hilang Berganti “.

Hari Guru di peringati dengan tujuan agar kita yang pernah di didik oleh para guru, untuk menghormati dan menghargai jasa jasa para pahlawan tanda jasa itu. Tapi ketika kita ingin melihat realisasinya, malah banyak guru yang minta untuk di hargai dan di hormati, malah mereka sendiri yang tidak menghormati dan menghargai profesinya sebagai guru. Terbukti adanya guru/dosen yang tertangkap di hotel bersama mahasiswinya sedang melaksanakan pesta sabu sabu.

Dan tak kurang serunya peringatan hari HAIDS/HIV yang di laksanakan oleh pemerintah. Pemerintah mengharapkan dengan diadakannya peringatan hari AIDS/HIV, agar rakyat Indonesia mengetahui betapa dahsyatnya penyakit HAID/HIVitu, sampai sampai belum di temukan obat penyembuhannya. dengan demikian agar Rakyat Indonesia untuk menghindari prilaku seksual yang menyimpang yang dapat mendatangkan penyakit laknat tersebut.

Tapi nyatanya, jumlah Rakyat Indonesia mengidap virus HAID/HIV setiap tahunnya semakin laju pertumbuhannya. Nah dimana konsekwensi realisasi dari peringatan hari AIDS/HIV itu, kalau jumlah rakyat Indonesia mengidap virus HAIDS/HIV setiap tahunnya bertambah.

Dari tiga point contoh ini saja telah membuktikan bahwa pemerintah tidak perlu ragu dan takut untuk menetapkan hari yang di tunggu tunggu oleh Rakyat Indonesia sebagai hari yang wajib di peringati oleh Rakyat Indonesia. Karena Pemerintah tidak perlu untuk benar benar merealisasikan dari hari yang di tunggu tunggu itu.

Nah dalam konstek ini tentu kita bertanya hari apa yang di maksud?, yakni “ HARI MAKAN GERATIS NASIONAL “kenapa pemerintah tidak menetapkan hari makan geratis nasional? Semoga Pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo menetapkan adanya Hari Makan Geratis Nasional yang wajib di peringati oleh Seluruh Rakyat Indonesia.

Salam Geratis Dari Penulis




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline