Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Wisnu

Mahasiswa

Etika Berkomunikasi dalam Islam: Menjaga keharmonisan dan Kebenaran

Diperbarui: 15 Juli 2024   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Etika didalam berkomunikasi JPG

Dampak dari lisan ini sangatlah berbahaya sekali jika yang keluar adalah ucapan-ucapan yang seharusnya tidak terucapkan. Bahkan, orang lain bisa sakit hati akibat sebuah ucapan yang salah. Hal ini sangat sering sekali kita jumpai didalam kehidupan sekitar kita, sebuah ucapan yang kasar serta kotor seringkali terucap dari lisan seorang manusia. Apalagi yang sekarang ini terjadi pada generasi muda saat ini, ucapan atau kata-kata kasar serta kotor sudah seperti hal yang biasa dan bukanlah sesuatu yang buruk dikalangan mereka. Memprihatinkan sekali apa yang telah terjadi saat ini didalam hal komunikasi antar sesama manusia.

Bukan hanya kata-kata kasar dan kotor yang meracuni masyarakat saat ini, kebohongan pun makin tak terkendalikan keberadaannya. Bahkan, berita hoax atau berita bohong pun seringkali kita jumpai di sosial media ataupun ditengah obrolan masyarakat yang biasa mereka sebut dengan gosip. Ironisnya, berita hoax tersebar dengan begitu cepatnya.

Etika dalam berkomunikasi sangatlah diperlukan untuk menjaga suatu keharmonisan dan juga kebenaran akan suatu hal. Islam mengajarkan etika didalam berkomunikasi, baginda Rasulullah Saw mencontohkan untuk berbicara yang baik-baik sehingga tidak ada yang tersakiti akibat ucapan yang keluar dari lisan kita, serta tidak ada berita hoax yang tersebar ditengah-tengah masyarakat.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan saat berkomunikasi yang saya rangkum untuk menjaga keharmonisan serta kebenaran.

  • Berbicaralah yang baik atau diam

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah bersabda : "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam, barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangga dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya". [Bukhari no. 6018, Muslim no. 47]

Beliau berpesan agar setiap kita berbicara adalah sesuatu yang baik yang keluar dari lisan kita, atau kalau tidak bisa berbicara yang baik maka diam saja tanpa perlu banyak omong. Bayangkan jika apa yang Rasulullah Saw sabdakan diterapkan didalam kehidupan bermasyarakat, maka yang akan terjadi adalah kerukunan serta keharmonisan ditengah-tengah masyarakat. 

Tidak ada lagi yang saling menyindir, tidak ada lagi yang berkelahi akibat tersinggung, tidak ada lagi perkelahian yang berawal dari sebuah ejekan, serta yang lainnya yang banyak terjadi saat ini. Selain itu, berarti hoax juga tidak akan tersebar begitu banyaknya seperti yang terjadi saat ini. Sekali lagi, kerukunan dan keharmonisan akan terjadi ditengah-tengah masyarakat jika apa yang disabdakan oleh Rasulullah Saw diterapkan.

  • Mengecek kebenaran suatu berita dengan teliti

Allah SWT berfirman didalam Al-Qur'an,

"Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujurat ayat 6)

Allah SWT menyuruh agar kita mengecek dengan teliti akan kebenaran suatu berita yang datang kepada kita. Jika kita langsung menyebarnya tanpa mengecek terlebih dahulu kebenarannya, maka dikhawatirkan berita tersebut akan dengan cepat tersebar ke banyak telinga dengan kondisi yang belum tentu kebenarannya. Lebih parahnya lagi, jika berita yang kita sebar tersebut sampai menyakiti perasaan orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline