Lihat ke Halaman Asli

wishnu sukmantoro

Saya suka menulis dan fotografi. Suka menulis tentang politik, militer, humaniora, lingkungan dan kesehatan

Ahok Putaran Kedua

Diperbarui: 19 Februari 2017   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://www.infoindonesia.info

Kemenangan Ahok – Djarot pada putaran pertama pilgub atas cagub-cagub lain secara tipis, menjadikan tim sukses berfikir keras untuk sukses pula di putaran kedua. Kemenangan dalam putaran kedua bisa dirasa mustahil, mengingat pilihan kepada Agus – Silvy sekitar 17% dari pemilih memnberikan kontribusi signifikan apabila semua pendukung mengalihkan kiblatkan kepada Anis dan Sandi. Di sisi lain, para pendukung kedua pasangan tersisa juga bias saja menarik dukungan diantara keduanya atau berpeluang abstain yang memberikan dampak penurunan persentase.

Kesulitan Ahok, pendukung Agus – Silvy adalah kebanyakan pendukung fanatik SBY atau merupakan golongan pecahan pendukung-pendukung yang menentang Ahok. Kelompok ini mulai dipengaruhi Anis dan Sandi dengan pernyataannya mengenai kesamaan misi atau target dan nuansa hembusan agama. Tetapi, para pendukung ini juga memiliki kelompok – kelompok penentang Anis – Sandi karena dianggap memanfaatkan dukungan suara atau lebih realistis tentang pilihan cara pendekatan dan pola pikir Anis – Sandi tentang Jakarta.

Dalam tulisan saya sebelumnya di kompasiana.com yang berjudul Ubah gaya kampanye, Ahok (http://kotaksuara.kompasiana.com/wishnubio/ubah-gaya-kampanye-ahok_582557ce87afbdea5668d28f), kekuatan kampanye Ahok – Djarot adalah menampilkan performa yang lebih realistis dan lebih kuat terhadap data atau informasi tentang Jakarta dan strategi mengatur Jakarta. Selain itu, kekuatan media termasuk medsos juga menjadi vital penentu kemenangan. Catatan saya adalah Ahok – Djarot telah menampilkan yang optimal dimana dalam debat pilkada, menampilkan data dan informasi yang kuat dan lebih akurat dan tim sukses sangat kreatif membangun aksi dan membentuk opini yang kuat tentang AHok – Djarot ini.

Bagaimana dengan putaran kedua? Jika dalam putaran kedua ini kedua paslon dihadapkan pada debat terbuka, Ahok – Djarot tetap konsisten menampilkan kekuatan data dan informasi yang akurat, pendekatan-pendekatan yang realistis dan implementatif tentang Jakarta dan dapat menampilkan visual-visual atau info grafis yang menarik tentang pembangunan Jakarta secara ierintegrasi antara 5-10 tahun. Visual yang menarik atau infografis yang menarik bahkan jika memungkinkan 4 dimensi rencana pembangunan fisik dan pengaturan transportasi Jakarta, tentu masyarakat akan lebih melihat keseriusan dari paslon ini. 

Tim sukses Ahok – Djarot mulai dengan kampanye-kampanye yang melihat visi dan misi cara kerja Ahok – Djarot ke depan. Inovasi-inovasi info grafis pembangunan Jakarta dapat dikampanyekan di media-media atau di medsos-medsos yang mudah diakses masyarakat banyak. Kampanye ini bisa sebagai edukasi masyarakat tentang tata kelola sungai dan sampah, simulasi MRT, simulasi kebersihan sungai nyang dilakukan pasukan oranye untuk memberikan dukungan bagi petugas-petugas ini, edukasi reklamasi pantai untuk menjawab tudingan miring tentang reklamasi, cara-cara hidup di rusun bagi masyarakat yang berhasil dipindah ke rusun dan edukasi dalam pemnggunaan ruang publik. Kampanye model ini akan banyak berguna bagi masyarakat dan sangat mungkin mendapat simpati masyarakat.

Kekuatan paslon Ahok – Djarot adalah pembentukan opini perancang – implementasi teknik – pelayanan bagi masyarakat. Perancang – implementasi teknik – pelayanan bagi masyarakat adalah paling utama bagi masyarakat Jakarta. Kebutuhan teknik tata kota Jakarta ini sudah dibangun di era gubernur-gubernur sebelumnya sebagai sesuai yang paling prioritas. 

Beban peningkatan populasi dan urbanisasi dan kebutuhan masyarakat yang serba cepat membutuhkan konsep tata kota Jakarta yang lebih efisien dan dapat menampung beban lingkungan. Seorang gubernur Jakarta dituntut mengetahui secara matang rancangan teknis dan dapat memahami spesifikasi biaya yang dibutuhkan untuk tujuan efisiensi. Gubernur Jakarta juga dapat mendukung kuat efisiensi pelayanan bagi masyarakat terutama pelayanan birokrasi. Ahok – Djarot dapat menampilkan kekuatan ini, dan di banyak tempat di Jakarta, efisiensi pelayanan juga mulai kuat dari upaya yang dilakukan petahana ini.

Kelemahan paslon Anis – Sandi adalah pembentukan opini dan memposisikan diri sebagai pendidik – pengusaha kepada masyarakat banyak dalam berbagai debat pilgub. Pendekatan edukasi dan wira usaha adalah tentu kurang pas bagi posisi Gubernur. Tata kota seperti Jakarta yang membutuhkan target-target yang terukur terutama dalam pembangunan infrastuktur dan membangun kualitas masyarakat Jakarta. 

Masyarakat banyak tahu bahwa kunci sukses membangun Jakarta adalah penguatan pelayanan masyarakat, kemudahan dan efisiensi birokrasi, kelayakan transportasi umum untuk menurunkan kemacetan dan ruang publik. Keempat hal ini yang akan memberikan dampak dari peningkatan kualitas SDM dan peningkatan kualitas lingkungan Jakarta. Iklim usaha dapat meningkat jika ke-empat hal ini dapat dibangun secara optimal. Pembangunan rumah apalagi dengan janji dp 0% (tapi dicicil) adalah bukan hal utama bagi Jakarta karena peningkatan populasi masyarakat Jakarta juga diikuti perkembangan kota – kota satelit di luar Jakarta yang juga dapat menampung banyak penduduk Jakarta.

Ahok diuntungkan dalam pilkada putaran kedua karena posisi sebagai petahana, sehingga Ahok perlu memanfaatkan kekuatan ini untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline