Lihat ke Halaman Asli

Wishnu Adhikresna

#Healer #Lightworker

Menyirami Bunga yang Sedang Layu

Diperbarui: 27 Mei 2020   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mas, nafasku tambah sesak dan sariawan makin banyak," isi chat WA seorang teman beberapa hari yang lalu. Aku hanya bisa mengambil nafas dalam-dalam. Dan terus memompa semangatnya, untuk bisa segera sembuh.

Dua hari sudah dia tidak ngechat, sempat muncul pikiran buruk tentangnya. Karena hampir tiap hari dia selalu memberi kabar tentang kondisinya. Enam bulan ini kesehatannya terus menurun, dan sebulan terakhir akhirnya dia ketahuan kalau terinveksi virus yang mematikan.

"Mas, sepertinya aku makin parah dan tidak kuat rasanya," seminggu yang lalu dia mengirim WA. "Duduk saja sesak nafas, aku sepertinya mau mati," lanjutnya.

"Jangan mati dulu, kita belum pernah makan bareng," aku jawab sambil bercanda. "Sehatkan badanmu, nanti kutraktir makan," lanjutku. Dia membanjiri chat  dengan emoticon ketawa.

Wanita ini kukenal sebagai sosok yang periang, setiap ketemu pasti ketawa. Bahkan di awal-awal dia ketahuan terinfeksi virus yang mematikan itu, walaupun awalnya menangis, kemudian dia bisa tertawa lagi. Tetapi makin lama virus itu menggerogotinya, dia makin lemah.

Dan pagi ini aku beroleh chat WA dari nomornya. "Mas sesak aku jauh berkurang, meski kadang kambuh. Dan aku sudah bisa ke kamar mandi, walau penuh perjuangan," dia memberi kabar. Aku langsung membalasnya sambil tersenyum.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline