Strategi parkir bus yang dilakukan timnas Indonesia saat melawan Vietnam cukup berhasil, setidaknya selama 80 menit tak kebobolan. Walaupun terus digempur, pemain bertahan dan tengah bisa disiplin mengatur areanya. Tapi kurangnya konsentrasi akhirnya Indonesia kebobolan dua gol di akhir pertandingan. Tapi masih ada waktu coach Ridle untuk memperbaiki kelemahan pertahanan kemarin.
Hari ini timnas sudah akan menghadapi Thailand, tim yang sangat kuat dan tak terkalahkan selama di AFF 2016. Sepertinya taktik parkir bus akan dijalankan kembali.
Tapi selain strategi di lapangan, yang harus dicermati adalah adanya Iwan Budianto sebagai chief de mission. Penggila bola pasti tahu siapa dia, Arema dan Persik pernah menjadi juara Liga Indonesian saat dimanejerinya. Jago lobi.
Saat dia berangkat terlebih dulu ke filipina sebagai chief de mission, mendahului timnas. Langsung alam bawah sadar bicara, dia akan melakukan lobi disana ? Bukan tidak mungkin Iwan Budianto akan melakukan lobi-lobi untuk memuluskan Indonesia untuk menjadi juara. Dalam sepakbola Asia lobi di belakang layar itu sudah biasa. Bandar judi, panitia turnamen, manajer tim, pelatih dan pemain akan saling berkaitan dalam turnamen.
Masih ingat gol bunuh diri Mursyid Effendi di Piala Tiger (AFF sekarang) 1998, atau adanya email dari Ely Cohen kepada Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Indonesia saat itu tentang dugaan pengaturan skor di Final Piala AFF 2010 saat melawan Malaysia. Lobi-lobi dibelakang layar pertandingani sepakbola itu ada.
Yang pasti timnas berhasil lolos ke final setelah tertatih-tatih. Nanti malam pertandingan pertama Final Piala AFF. Selain kerja keras pelatih dan pemain, sihir Iwan Budianto juga akan diperlukan untuk menjadikan Indonesia menjadi juara. Selamat berjuang timnas, selamat bergerilya sam Iwan Budianto. Jadikan Indonesia menjadi juara Piala AFF untuk pertama kali. Ayo Indonesia !!
