Lihat ke Halaman Asli

Wishal aji pramudya

Mahasiswa Universitas muhammadiyah malang

Aspek Tingginya Penggangguran di Indonesia

Diperbarui: 24 Desember 2024   14:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 

ASPEK PENYEBAB PENGGANGURAN

  • KETERBATASAN LAPANGAN PEKERJAAN

Ketersediaan lapangan kerja di Indonesia mengalami batasan yang cukup tinggi dari tahun ke tahun, lapangan kerja adalah indikator penting dari tingkat kesejahteraan masyarakat dan sekaligus menjadi ukuran keberhasilan pelaksanaan "pendidikan" dalam menurunkan angka kemiskinan yang ada. Sementara efek sosial dari tipe pengangguran ini cenderung lebih signifikan, banyak dampak negatif yang muncul, salah satunya adalah meningkatnya tingkat kriminalitas di setiap daerah akibat faktor ekonomi. Mengingat kerumitan masalah ini,

 maka usaha untuk menyelesaikannya tidak hanya terbatas pada kebijakan sektor pendidikan, tetapi juga menyentuh berbagai masalah lain secara multidimensional. Fenomena pengangguran seringkali mengakibatkan munculnya masalah sosial lain seperti yang telah dijelaskan di atas. Selain itu, hal ini jelas akan menghasilkan angka produktivitas sosial yang rendah, yang akan berpengaruh pada penurunan tingkat pendapatan masyarakat di masa depan.

 Pengangguran adalah isu krusial yang dihadapi dalam pengembangan sumber daya manusia yang sedang berlangsung saat ini. Krisis ekonomi yang sedang dialami ternyata telah menghancurkan tatanan kehidupan masyarakat.

  • KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA

Pendidikan, yang memungkinkan seseorang untuk memahami segala sesuatu yang perlu diketahui tentang suatu subjek, adalah salah satu kebutuhan paling mendasar bagi manusia. Sebagai masyarakat, kita harus mengakui nilai pendidik. Salah satu aktor disiplin yang paling penting adalah guru, yang juga berperan aktif dalam menerapkan praktik pedagogis yang efektif. Adalah tugas pendidik untuk memenuhi kebutuhan setiap murid mereka. Oleh karena itu, untuk memberikan pendidikan profesional kepada murid-muridnya, para pengajar harus memiliki pengetahuan dan kemampuan yang dibutuhkan (Risdiany, 2021).

Saat ini, pemerintah sedang menjalankan inisiatif berkelanjutan untuk menyediakan pendidikan berkualitas tinggi. Selain pemerintah, pihak-pihak lain, seperti sektor korporat, institusi pendidikan, dan bahkan masyarakat, juga tertarik untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hanya sedikit orang yang menyadari betapa pentingnya pendidikan, oleh karena itu mereka yang mencari sekolah terbaik untuk anak-anak mereka. Selama anak-anak mereka mendapatkan pengajaran terbaik, fasilitas yang memadai, dan lulus dari sekolah yang memiliki reputasi baik, mereka tidak peduli dengan betapa mahalnya biaya pendidikan (Alifah, 2021).

Menurut (Alifah, 2021), akhir-akhir ini ada wacana yang signifikan tentang kualitas pendidikan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa kualitas pendidikan memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas lulusan atau ciri-ciri hasil pendidikan. Akibatnya, masyarakat dan semua pemangku kepentingan lainnya memprioritaskan pendidikan yang berkualitas tinggi di atas segalanya. Pendidikan yang buruk juga menyulitkan perekrutan tenaga kerja terampil.

Berdasarkan hasil terbaru dari Program for International Student Assessment (PISA) 2022, yang diumumkan pada tanggal 5 Desember 2023, Indonesia menduduki peringkat ke 68 dalam hal kualitas pendidikan. Sebagai bagian dari ujian ini, siswa akan diuji kemampuannya dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkomunikasi secara efektif. Hasil menunjukkan seberapa efektif sistem pendidikan suatu negara dalam mempersiapkan siswa untuk sukses di masa depan (learning for transfer) dan bagaimana mereka menghadapi tantangan di dunia nyata. Pada tahun 2022, terjadi penurunan rata-rata 2-13 poin dalam matematika, membaca, dan sains dibandingkan dengan tahun 2018. Skor PISA untuk tahun 2022 adalah yang terendah secara keseluruhan. Rendahnya skor PISA siswa Indonesia yang berusia 15 tahun dan tidak konsisten menunjukkan bahwa kompetensi abad ke-21 di Indonesia-seperti kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis-masih belum memadai.

Rendahnya kemampuan berpikir HOTS siswa merupakan cerminan dari pengajaran di bawah standar yang mereka dapatkan di sekolah. Sangat penting untuk mengakui bahwa Jurnal Citra Pendidikan (JCP) || 1653 stagnasi hasil PISA mungkin merupakan cerminan dari masalah yang lebih serius dalam sistem pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah kebutuhan mendesak untuk memodernisasi praktik pendidikan dan memperbarui materi pelajaran agar lebih fokus pada pengembangan pemikiran kritis siswa dan kemampuan penting abad ke-21 lainnya. Perubahan secara bertahap sedang berlangsung, terutama dengan diluncurkannya upaya mobilisasi sekolah dan guru, yang bertujuan untuk meningkatkan kemahiran dan pengetahuan guru tentang kurikulum baru agar dapat diimplementasikan secara efektif. Namun, untuk menghasilkan peningkatan yang lebih signifikan dan tahan lama, diperlukan upaya untuk meningkatkan program-program ini. Inisiatif ini perlu diperluas dimasa depan dengan melibatkan lembaga atau organisasi pendidikan di seluruh nusantara, bukan hanya instruktur dan sekolah.

  • KETERAMPILAN YANG TIDAK SESUAI

motifasi untuk meningkatkan kinerja mereka. Membahas mengenai produktivitas kerja karyawan tidak akan lepas pembahasan mengenai keterampilan kerja. Produktivitas kerja dan keterampilan kerja merupakan dua hal yang saling berhubungan. Menurut Rank dan Frese (2014) keterampilan kerja karyawan dalam melaksanakan tugas pada sebuah organisasi sangatlah penting peranannya. Seorang karyawan yang memiliki keterampilan kerja lebih baik tentu akan lebih mengerti apa yang harus dilakukan ketika menghadapi sebuah masalah yang muncul. Selain itu karyawan tersebut akan lebih cepat dalam bekerja dan tidak harus beradaptasi dengan tugas yang dijalankan karena sudah memiliki keterampilan. Sehingga perusahaan akan lebih mudah mencapai tujuannya karena didukung oleh para karyawan yang sudah punya keterampilan dan berpengalaman dibidangnya masing-masing. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline