Lihat ke Halaman Asli

Sang Raja

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Entah berapa banyak bungkus obat tidur berserakan dikamar Tuan raja...

Bulan ini terasa begitu berat baginya, popularitas turun, rumah tangga berantakan, sang anak lari ke kerajaan tetangga, ada aja orang yang usil menggoda keluarga sang raja, tak berkurang makian-makian dialamatkan ke Dia.....Entahlah kerajaan apa itu, bahkan seorang raja serasa bukan Raja....

Tidak ada orang yang mau untuk mendengarkan keluh kesah raja, entah mungkin para abdi dalemnya sudah bosan dengan curhatanya, Sang raja memutuskan keluar dari Puri menuju hutan, hingga termenung ia di bahwah pohon....Raja yang biasa memakai sedan mercy, sekarang hanya berjalan kaki merasakan capek yang luar biasa. Capek yang sangat menyiksa meskipun ia seorang prajurit tangguh dijamannya...

Ditengah lelap tidurnya,, ia terbangun oleh suara segerombolan hewan bercakap-cakap dengan si gajah raja hutan..

“Gajah, sudikah kiranya engkau mau menunjukan jalan keluar dari hutanmu ini” ucap kijang pemimpin rombongan..

“Kau putari aja hutan ini pasti kan kau temukan jalan keluarnya” jawab gajah sambil tetap bersolek...

“Gajah kami telah 3 hari ni memutari hutanmu, kini bukan jalan keluar yang kami dapat, kemana kami akan melangkah kami kecil inipun tidak tau mungkin DLLAJ belum memasang papan petunjuk jalan seperti yang kau sarankan” ujar semut salah satu anggota rombongan

“Gajah, kami ini dari hutan diujung pulau ini, kami ingin pulang, engkau pun tau hutan kami kabarnya di gunduli orang orang-orang desa,kami ingin segera pulang, kami akan menamami hutan kami kembali, meski orang-orang kampung telah menghabisi hutan kami, bantulah kami keluar” kelinci menambahkan.

Gajah hanya memandang, dengan sedikit menggoyang-goyangkan pantatnya gajah berlalu pergi tinggalkan rombongan hewan terseset.

Trenggilis dengan nada marah berteriak “masih pantaskan kau mejadi raja,membamtu kamipun kau tak sudi”.

Raja terdiam,termenung,menangis dan berlari ke puri istananya.............

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline