Lihat ke Halaman Asli

Wira Pandawa

Menulis mengungkap sisi lain mikrokosmos

Doa Si Sulung buat Si Bungsu

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1346339147516963839

[caption id="attachment_203037" align="alignnone" width="720" caption="koleksi pribadi"][/caption] [caption id="attachment_203038" align="alignnone" width="960" caption="dokumen pribadi"]

13463393012038403260

[/caption] Tepat setahun yang lalu ,ko lahir melihat dunia ini Adikku Di rumah sakit ,terkulai layu,kala itu ayah dan ibu menangis lirih melihatmu 20 tahun yang lalu aku juga begitu,mereka juga menangisi kelahiranku,bedanya aku dulu lahir sebesar botol limun,penuh lendir dan wajahku kala itu Aneh banget,kala itu aku dilahirkan 2 bulan dari usia normal,Alias Premateur,hingga tak satupun percaya bahwa Tuhan ijinkan aku menatap bumi ini dan mereka terkejut seketika,maka lahirlah si Sulung ini Sayangku Kini usiamu Setahun tepat,dan Subuh nanti adalah hari lahirmu,Waktu itu jujur kusampaikan ketika dahulu ibu mengandungmu ,sedikit ada ketakutan di benakku,usia mu dan usiaku terpaut 20 tahun,bukan usia yang singkat sayangku,terlebih  mungkin sebagian orang  lihat kami kecewa karena kamu lahir sebagaimana Laki laki dan lima saudara diatasmu. Lalu,kelahiran dan pertumbuhanmu,begitu saja sirna ketika kami pahami,akibat kelahiranmu ,hampir saja dokter bilang ,kami semua harus memilih kehilangan Ibu,atau kehilanganmu,ternyata kita tak jauh beda,kau lahir SUNGSANg,kata nenek nenek disini kamu bakal pandai ngurutin orang dik,meski mitos,bergurat senyum ku titipkan hari itu, Kamu lahir diusia kelebihan,10 bulan!,dan kala itu begitu mencemaskan,ketika aku lihat darah ibu kita,dan juga  ketika dokter bilang Air ketuban ibu udah hampir kering,hingga kau keluar tiada tangis terdengar,hingga setelah ayah bisikkan Suara Adzan di telingamu.Mengejutkan bukan? manusia ini mengharapkan tangismu sayangku Maka berlanjutlah kau diberi nama oleh Ayah kita sebagai Satria,karena bobot mu yang cukup Gede',tapi anehnya ,ayah kurang puas,kemudian Ia menamaimu sebagai Bintang,hingga kantor Kelurahan muaralembu kerepotan mengganti AKTE-mu,kali ini ayah menjadi begitu ego, gak biasanya ia begini,alu ditambahkan Pula nama Ayah di namamu,sebagaimana namaku,Wirawan. Jadilah,Satria Bintang Wirawan,akibat aktemu diganti dua kali Wahai si bungsu,mungkin kini kau belum bisa baca tulisanku,dan harapanku Pahamilah,ini tulisan dari si sulung untuk si bungsu dihari menjelang satu tahun usiamu Tegaklah kelangit luas nanti Adikku Akan kau lihat tantangan tantangan dan beban beban sejalan berkurangnya nyatahmu dan aku di Bumi titipan sementara ini Pandanglah keindahan bumi ini Adikku, akan kau temui sahabat sahabat sejawat  disekitamu,kadang kau akan menemukan pula para pengkhianat pengkhianat disekelilingmu,tapi jangan persoalkan itu bungsu Kelak,jadilah berguna sebagaimana manusia manusia usahakan hari ini dan sampai akhir bumi Selalu ingat temaram harap dari  Ayah dan Ibu kita, sebab kau tahu sayangku Usia kita terpaut 20 tahun bukanlah seperti keheningan semu yang dirasai Alfred Nobel ketika remaja ia harus sadari usianya dan usia Ayah Bundanya tumbuhlah menjadi lelaki bertanggung jawab Adikku, tegakkan yang benar dan kalau kau mampu cegahlah kesalahan Ini Doa ku Tuhan perkenankan sajak sajak ini di kejauhan bintang bintangmu :-) For My belove Brother Satria Bintang Wirawan



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline