Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Kateterisasi Urine dalam Bidang Keperawatan

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam ilmu medis yang di namakan dengan kateter atau kateterisasi bermacam macam, salah satu yang sering di lakukan seorang perawat adalah memasang, melepas dan merawat kateter urine, sebelum jauh membahas seputar kateterisasi urine, ada baik nya kita mengenal dulu definisi dari kateter itu apa?

Kateter adalah sebuah selang atau pipa yang biasanya terbuat dari bahan, plastik, karet, silikon ataupun metal yang fungsinya untuk memasukan atau mengeluarkan cairan.

Kateterisasi urine adalah suatu tindakan memasukan pipa ke dalam kandung kemih melalui uretra untuk mengeluarkan air seni atauurine.

Tindakan Kateterisasi urine ini dilakukan untuk membantu pasien yang tidak mampu berkemih secara mandiri di kamar kecil, sehingga harus memenuhi kebutuhan berkemih dengan dilakukan pemasangan kateterisasi urine.

Indikasi pemasangan kateter urine :


  1. Mengatasi retensi atau tertahan nya urine
  2. Mengukur dan memantau jumlah output urine
  3. Mengosongkan kandung kemih sebelum atau selama oprasi
  4. Untuk memperolehurine steril
  5. Mengurangi ketidak nyamanan pada distensi atau pelebaran pada vesika urinaria
  6. Pengambilan urine residu atau sisa setelah pengosongan urinaria

Kontraindikasi pemasangan kateter urine :


  1. Robeknya atau rupture uretra akibat trauma
  2. Hematoris (keluarnya darah dari urine)

Dalam melakukan pemasangan kateter urine di perlukan kemampuan dengan tetap memperhatikan kehati-hatian, karena bisa saja komplikasi itu terjadi di akibatkan dari pemasangan kateter itu sendiri. Di bawah ini beberapa komplikasi yang diakibatkan dari pemesangan kateter :


  1. Apabila dalam pemasangan kateter tidak berhati-hati bisa saja menyebabkan luka atau bahkan perdarahan pada uretra
  2. Balon pada uretra jika dikembangkan sebelum memasuki buli-buli maka akan menyebabkan perdarahan juga pada uretra
  3. Nekrosis atau kematian pada uretra juga dapat saja terjadi jika ukuran kateter yang di masukan terlalu besar.
  4. Proses pemasangan kateter juga dapat menimbulkan infeksi uretra dan buli-buli

karena pemasangan kateter itu termasuk tindakan invasif, yang di mana kateter merupakanbenda asing yang masuk ke dalam kandung kemih dengan melawati uretra dan buli-buli, tentu pasien akan merasakan nyeri bahkan dapat menimbulkan komplikasi serius, tindakan kita sebagai perawat dalam hal ini adalah:


  1. Memberikan masukan kepada pasien untuk banyak minum air putih, hal ini bertujuan agar urine tetap cukup sehingga tidak terjadi pengendapan kotoran yang dapat mengendap dalam kateter.
  2. Jangan membiarkan urine bag terlalu penuh, harus selalu di kosongkan secara teratur.
  3. Memberikan arahan kepada pasien atau keluarga nya agar tidak mengangkat urine bag terlalu tinggi dari tubuh pasien hal ini bertujuan agar urine tidak kembali lagi ke buli-buli.
  4. Membersihkan darah, nanah, sekret atau kotoran dan mengolesi kateter dengan antiseptik secara berkala.
  5. Lamanya pemasangan kateter juga harus kita perhatikan, jika kateter sudah terlalu lama kita harus mengganti nya dengan yang baru, paling tidak 2 minggu sekali.

Referensi :

Uliya, Musrifatul, Dkk. Keterampilan Dasar Praktik Klinik : Salemba Medika

Aziz Alimul Hidayat, Musrifatul Uliyah.2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia : Jakarta : EGC

Kusyanti Eni.2006. Keterampilan Dasar dan Prosedur Laboratorium : EGC

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline