Era Gadget saat ini sangat tampil kontras dan menjadi pembahasan primadona seluruh kalangan. Ketika Gadget Baru dirilis oleh produsen semua orang sudah membincangkan hal hal yang dapat ditemui dari gadget sebelum bahkan hal yang primer yang wajib dimiliki oleh semua orang.
Perkembangan teknologi selalu menjadi pembahasan menarik di setiap kalangan terkhusus anak mudah yang ingin selalu tampil dan menjadi pusat perhatian semua orang, namun sudah merubah banyak fungsi sampai konten yang terkandung didalam gadget menjadi contoh yang akan ditiru oleh seluruh kalangan, baik muda maupun tua.
Kini semua orang bisa membeli dan memiliki gadget, harga yang tergolong bervariasi namun tak membuat semua menjadi aman dan nyaman. Segala hal bisa diakses hanya dengan mengetik satu kata dan tak perlu membuka kamus untuk mencari intisari apa yang kita pikirkan saat ini. Hal ini di barengi oleh data tangkap membran setiap individu manusia.
Pikiran manusia yang terus berkembang tak dapat terkontrol lagi, dalam upaya pencegahan virus negatif kedalam tubuh insan manusia hampir mustahil. Pengaruh yang besar yang ditampilkan didalam gadget sangat mempengaruhi pada saat ini.
Perkembangan gadget di barengi dengan semakin beralih fungsi kerja seorang tukang ketik, designer, fotografer dan pekerja lain yang dapat dipermudah dengan alat dalam genggaman. Perubahan dan kemajuan gadget saat ini akan selalu menjadi hal terdepan dan yang paling diminati oleh banyak kalangan.
Kemudahan kemudahan yang ditawarkan melemahkan fungsi otak kita untuk berpikir karena saat ini gadget bisa menampilkan segala hal kita inginkan. Banyaknya fitur baru yang ditawarkan untuk mempermudah kerja manusia, hal ini sangat bernilai positif bagi pekerja manusia, namun tahukah sahabat Kompasiana tatanan sosial yang berubah hanya akibat muatan yang terkandung di dalam gadget yang kita genggam saat ini, penyebaran informasi bohong (HOAX), unsur kebencian, kampanye terorisme dan konten konten yang tak pantas dilihat.
Baru-baru ini ada berita yang sangat menghebohkan Indonesia, dua remaja menculik anak kecil untuk diambil organnya dan dijual di pasar gelap, hal ini terjadi begitu cepat akibat dari konsumsi berita remaja di media sosial yang tak terkontrol oleh orang tua, hak ini sangat menakutkan dan perlu menjadi perhatian publik bahwa pembatasan penggunaan gadget harus segera dilakukan atau dikembangkan kembali prosesor kontroling sehingga apa saja yang dikonsumsi oleh anak dapat dipantau langsung oleh orang tua.
Namun kita tak bisa menjauhi perkembangan teknologi apalagi lari dari masalah tapi mencari solusi, setiap individu harus peka akan permasalahan yang ada dilingkungan sekitar sobat Kompasiana.
Semoga hal ini tidak terulang kembali, seluruh elemen harus sadar akan fungsi masing-masing baik sebagai orang tua maupun pemerintah yang punya kuasa atas apa saja yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Secara gamblang, menjaga penerus bangsa berarti memastikan diwaktu tua kelak sobat Kompasiana dapat berperan sebagai individu maupun kelompok untuk menjaga masa depan anak bangsa dengan membatasi akses akses yang akan menjadi masalah dikemudian hari. Setidaknya dimasa