Lihat ke Halaman Asli

Wira Yaqin Pelas

Mahasiswa Universitas Syiah Kuala

Wilayah Kelola Rakyat: Solusi Cerdas Perdagangan Karbon

Diperbarui: 12 November 2022   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Kajian Pemecahan Masalah (Dokpri) 

Perdagangan karbon merupakan proses penstabilan akan dampak perubahan iklim. Upaya ini bertujuan menertibkan industri-industri di dunia penghasil gas rumah kaca dengan angka kredit dalam upaya menjaga napas panjang kita yaitu oksigen yang dihasilkan tumbuhan.

Secara global diseluruh dunia semakin hari-hari semakin merasakan efek dari pemanasan global yang disebabkan oleh gas rumah kaca. Indrlustrinisasi merupakan Penyumbang terbesar gas rumah kaca hal ini membuat kesadaran secara global meningkat.

Pencanangan perdagangan karbon bukan hal baru yang dikenal secara global namun bagi negara Indonesia merupakan hal baru, pencanangan perdagangan karbon pertama kali menjadi buah bibir sesaat sesudah pak presiden joko Widodo mengumum kabinet Mentri.

Perdagangan karbon merupakan skema menjaga napas panjang kita agar selalu mendapat oksigen yang sejuk nan segar dan menastikan ketahanan akan perubahan iklim dengan pengurangan dampak negatif akibat deferostasi kawasan hutan. Selain menjamin ketersedian oksigen dan keseimbangan alam ternyata perdagangan karbon juga memberikan efek kesejahteraan berupa nilai ekonomi.

Perdagangan karbon adalah konfenisasi dari negara maju dan perusahaan yang menghasilkan emisi karbon dioksida kepada komunitas penjaga karbon, serap pohon di hutan untuk menghambat laju perubahan iklim. Penebusan dosa begitu sejumlah kalangan menilainya, sesuatu yang sampai hari masih sulit dipahami oleh orang banyak.

Hutan Indonesia temasuk salah satu kawasan hutan hujan terbesar di dunia hal ini membuat Indonesia berpeluang sangat besar dalam berkontribusi secara global dalam pengurangan emisi hali ini membuat seluruh wilayah Indonesia bisa dijadikan wilayah strategis perencanaan dan pengembangan perdagangan karbon.

Hal ini merupakan kesempatan emas bagi seluruh wilayah di Indonesia, apalagi ditengah tengah kita telah lahir sebuah kebijakan pemerintah yang melahirkan mengenai perhutanan sosial yang sering disiarkan oleh teman-teman WALHI untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan bernilai ekonomi bagi yang menjalankannya melalui pengambilan hasil non kayu di hutan dan hasil konpensasi dari perusahaan atau negara maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline