Lihat ke Halaman Asli

Wira Yaqin Pelas

Mahasiswa Universitas Syiah Kuala

Pasar Carbon dan Perhutanan Sosial

Diperbarui: 2 November 2022   00:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Perubahan iklim yang signifikan membuat kita secara global merasakan perubahan iklim yang  luar biasa, selain pencairan es di kutub yang berdampak pada naik muka air laut ternyata banyak dampak lain seperti hujan asam dan bencana lain. bagi penulis yang awam dalam memahami tentang perubahan iklim membuat kita takut berlebih karena pemberitaan yang mungkin benar dan mungkin tidak.

Secara global negara-negara diseluruh permukaan bumi mulai menyadari dampak tersebut yang dikaji menjadi tren dunia yaitu polusi dan gas rumah kaca yang dihasilkan oleh industri yang berdampak seperti yang penulis tulisakn di pembuka. sehingga banyak dari negara maju mulai mengebangkan energi yang ramah lingkungan atau istilah lain yaitu energi terbaharu.

Negera maju di seluruh dunia selain sudah menyadari akan pentingnya keseimbangan alam, kini negara maju mulai berpikir jernih dengan mengurangi perindustria yang berdampak pada tinnginya karbo yang menghasilkan gas rumah kaca. sehingga negara maju mulai mau menjaga napas panjang mereka berupa pohon yang ada.

Tren global akan kesadaran  pendtingnya lingkungan membuat pengembangan terhadap negara berkembang yang menjaga hutan dan memberi dana konpensasi sebagai bentuk penghapusan dosa. indonsia merupakan salah target negara maju karena termasuk memiliki hutan hujan terbesar didunia. 

Selain itu indonesia juga diperkuat dengan adanya perhutanan sosial sehingga negara tak perlu bersusah payah untuk mengelola hutan karena masyarakat sekitaran hutan sendiri mau terlibat menjaga htan karena tau dampak positif keberadaan hutan bagi kehidupan manusia.

Keberhasilan akan pengembangan perhutanan sosial dalam pengendalian deforestasi terbukti dengan ketertarikan negera maju  untuk meberikan konfenisasi terhadap salah wilayah yang berhasil diindonesia yaitu desa diwilayah jambi. dimana selain dapat nilai ekonomi dari hasil hutan non kayu mereka juga dapat nilai lain berupa dana kesejahteraan.

Perhutanan sosial sendiri sudah diatur dalam peraturan mentri lingkungan hidup hal ini menjadi angin segar bagi seluruh rakyat adat dan desa oelh sebab itu konsep tersebut dikembangkan kedalam program WALHI yaitu Wilayah Kelola Rakyat (WKR) yang diawasi dan diberikan pembinaan dan pemahaman  sebelum pengurusan perhutana sosial. semoga niat baik ini menjadi solusi kepercayaan global terhadap indonesia untuk sasaran target proyek perdagangan karbon.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline