Lihat ke Halaman Asli

"Perangai Kursi Kekuasaan"

Diperbarui: 20 Mei 2024   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

diedit melalui canva

"PERANGAI KURSI KEKUASAAN"

Beranda facebook dipenuhi tulisan tulisan keangkuhan


Narasi bertaburan sana sini
Retorika mengecoh sana sini
Para penjilat tampil bersama tipu muslihat
Menggoda, memikat, lihai mempermainkan nasib para jelata

Nafsu siapa lagi yang dengan anggunnya berani menampakan diri?

Berkurun-kurun tenggelam di dasar samudra
Lalu, tiba-tiba timbul mengajak syair-syair kerakusan

Dengan elok si elit itu muncul mengobral auratnya
"Saya anak suku"
"Saya bertunas di bentala ini"
"Saya berperang bagi kaum pelik"

Untuk apa para perakus ini bersuara?
Untuk mempertuhankan kursi kekuasaan?
Sebegitu menggodakah kursi itu direngkuh?
Sebegitu memikatkah kursi angkuh itu?

Demi sebuah kursi kekuasaan
Para perakus tega mempermainkan hak hidup sesama.
Dahaganya mau tak mau harus puas bercela kekuasaan

Perakus ini hanya berkunjung ketika lapar,
lalu menghilang dikala kenyang.

Namun, ini hanyalah sebuah kursi,
kursi yang sanggup mengubah perangai manusia.

Puja dia "Si Kursi Kekuasaan"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline