Bukan suatu kebetulan bila pada hari Minggu tanggal 6 November 2016, saya ke RS Bethesda untuk menjenguk pak Hasmi ' Gundala Putera Petir ',. Tiba di rumah sakit jam 10.00 langsung menuju bangsal. Ketika masuk saya melihat beliau masih berusaha berkomunikasi dengan istrinya dengan tulisan tangan. Rasa sedih yang tak tertahankan hingga air mata meleleh, saat orang yang saya anggap guru, teman itu terbaring tidak berdaya. Berungkali istrinya membisikian doa dan harapan agar beliau kuat , segera sehat dan semangat untuk segera kembali ke rumah berkumpul dengan keluarga tercinta.
Sudah hampir dua jam menemani beliau, sebenarnya mau pamit pulang, namun ada perasaan yang menyuruh nanti dulu, nanti dulu. Apalagi ketika istrinya minta tolong dipanggilkan pendeta untuk mendoakan lagi . Bebarengan dengan kedatangan pendeta, tindakan medis sedang diusahakan untuk membantu pernafasan. Doa diucapkan didekat telinga, bebarengan dengan itu beliau meninggalkan kita semua.
Saya berbangga hati bisa dekat dengan beliau, banyak ilmu yang ditularkan secara sengaja dan tidak sengaja mempengaruhi dalam perjalan hidup selama ini. Bisa menulis di media, kenal dengan berbagai aktifitas seni maupun bagaimana menumbuh rasa percaya diri, itu semua atas jasa beliau. Kenangan terakhir yang melekat adalah beliau memberikan nama untuk anak saya yang kedua, Embun Manik Pratiwi.
Selamat berbagia Emmanuel Harya Suraminta. bertemu Tuhan Yesus di Surga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H