Pendahuluan
Sejak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menjadi figur sentral dalam perpolitikan Jakarta. Berbagai lembaga survei, terus menempatkannya di puncak jajak pendapat terkait calon gubernur yang diinginkan warga Jakarta.
Pada survei yang dirilis di awal 2024, Anies tetap meraih dukungan signifikan, sekitar 40-45% dari responden memilihnya sebagai kandidat potensial untuk Pilgub Jakarta.
Dukungan ini mencerminkan kepercayaan yang sangat kuat masyarakat terhadap program-program yang ia jalankan selama masa jabatannya sebagai gubernur.
Namun, dukungan publik terhadap Anies mulai berubah arah, terutama karena spekulasi bahwa ia akan lebih fokus pada kancah perpolitikan yang lebih luas yaitu politik nasional.
Kegagalannya untuk kembali mencalonkan diri menimbulkan pertanyaan besar: siapa yang mampu mengisi kekosongan ini, dan apakah ada tokoh lain yang dapat meraih dukungan sebesar itu?
Kegagalan Anies Baswedan yang Mengecewakan Warga Jakarta
Kegagalan Anies Baswedan untuk maju sebagai calon gubernur merupakan kekecewaan besar bagi sebagian warga Jakarta. Program-program sosial yang dianggap pro rakyat, seperti rumah DP 0%, penataan kampung-kampung miskin kota, dan berbagai inisiatif infrastruktur strategis membuat banyak pendukungnya berharap Anies dapat melanjutkan kepemimpinannya.
Namun, dinamika politik yang sangat kompleks membuat Anies gagal dan fokus beralih pada level yang lebih tinggi yaitu tingkat nasional memupuskan harapan para pendukungnya di Jakarta.
Kekecewaan ini tidak hanya berasal dari kelompok yang berharap program Anies berlanjut, tetapi juga dari mereka yang merasa tidak ada calon lain yang memiliki kapabilitas dan visi serupa dengan Anies. Jakarta kini berada di persimpangan politik, menanti sosok baru yang mampu mengisi kekosongan ini.