Lihat ke Halaman Asli

Kuliah Kerja Nyata kelompok 56 UIN, Sumatera Utara: " Berbagi di Tengah Kesulitan Ekonomi Masyarakat".

Diperbarui: 1 September 2024   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi PribadiSumber: Koleksi PribadiKeterangan Foto: Diambil oleh Penulis saat Kegiatan Berbagi di desa Gambus Laut Limapuluh Pesisir

Di tengah tekanan ekonomi yang dirasakan masyarakat gambus laut kecamatan lima puluh batu bara akibat putusnya mata pencaharian, Kelompok kkn 56 uinsu hadir memberikan bantuan nyata melalui gerakan "Jum’at Berbagi peduli sesama". 

Kemarau yang berkepanjangan, Angin Kencang, Kondisi alam lainya dan ekonomi yang tak menentu membuat sebagian besar warga batu bara terutama di desa gambus laut lima puluh pesisir, di wilayah ini mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani cabai, mengalami kesulitan ekonomi yang serius. Banyak di antara mereka putus pekerjaan, sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan beberapa harus berjuang keras hanya untuk bisa makan sehari sekali bahkan terdapat juga beberapa warga mengalami Stunting. Melihat situasi ini, Kelompok kkn 56 UIN Sumatera Utara, mengadakan gerakan “Jum’at Berbagi Peduli Sesama” sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap sesama.

 Menggalang Bantuan dan Distribusi

Gerakan ini melibatkan para mahasiswa/i dari berbagai latar belakang yang bergotong royong mengumpulkan dana berupa, sembako,dan kebutuhan dasar lainnya untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan. “Kami percaya, sekecil apa pun bantuan yang diberikan, akan sangat berarti bagi mereka yang sedang mengalami kesulitan,” begitulah isi poster yang disebar secara online tersebut,. Selama dua minggu terakhir sebelum keberangkatan mereka ke desa gambus laut tersebut, kelompok ini ini telah berhasil mendistribusikan bantuan ke puluhan kepala keluarga di desa gambus laut lima puluh pesisir, batu bara, Sumatera utara.

Respons Positif dari Masyarakat

Bukan hanya penerima bantuan yang merasa terbantu, akan tetapi juga banyak masyarakat yang tergerak hatinya untuk ikut berpartisipasi dalam gerakan ini. Beberapa donatur yang tak ingin disebutkan namanya turut menyumbangkan dana dan sembako melalui gerakan ini. Warga setempat pun menyambut baik inisiatif ini, karena merasa tidak sendirian dalam menghadapi masa sulit. “Kami sangat bersyukur masih ada yang peduli di zaman sekarang ini dan masih ada orang baik. Setidaknya, kami tidak merasa sendirian dalam menghadapi masa-masa sulit ini,” ujar Ibu Nur, seorang warga desa gambus laut lima puluh pesisir yang mendapat bantuan sembako berupa beras.

Membangun Solidaritas di Masa Sulit

Gerakan ini tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak, tetapi juga berhasil membangun solidaritas di antara masyarakat desa gambus laut lima puluh pesisir, batu bara. Banyak anak muda yang sebelumnya tidak terlibat dalam kegiatan sosial kini menjadi relawan dan terlibat langsung dalam penyaluran bantuan. Hal ini menunjukkan bahwa di balik kesulitan yang ada, masih banyak orang yang memiliki hati untuk berbagi.

Di tengah situasi yang penuh tantangan, gerakan seperti "Bersama Kita Berbagi" menjadi oase di padang tandus. gerakan ini telah membuktikan bahwa kepedulian sosial masih sangat hidup dan menjadi pilar utama dalam menjaga keberlangsungan hidup masyarakat. Semoga inisiatif ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk saling membantu dan terus berbagi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline