Lihat ke Halaman Asli

Sensasi Nasi Men Weti

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13985247341381004990

Waktu masih menunjukkan Pukul 06.30. Namun, warung nasi Ayam  Men Weti yang berlokasi di Jalan Pantai Segara, Sanur Bali, sudah ramai dikunjungi konsumen. Walaupun warung belum buka, sebagian besar orang sudah duduk berjejer di warungnya.

[caption id="attachment_333489" align="aligncenter" width="300" caption="Men Weti bersama Mari Elka Pangestu"][/caption]

Hari itu, Sabtu (19/4) Men Wati kedatangan  tamu istimewa yakni Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu. Kedatangan Menparekraf disambut hangat para pengunjung yang sedang menikmati lezatnya nasi Men Weti. Beberapa orang, malah sibuk mengabadikan foto kehadiran menteri perempuan yang sangat menyukai olahraga air menyelam ini.

Mari Elka Pangestu menuturkan, dari dulu ia sangat ingin menikmati nasi ayam Bali Men Weti. "Akhirnya saya kesampaian juga makan di warung Men Weti," ujarnya sembari tertawa. Ketika ditanya Menparekraf,  sejak kapan berjualan, Men Weti terlihat gugup.

Ia mengaku kaget, dan gembira kedatangan menteri. Saking senangnya, tangannya memeluk tangan Menparekraf. Namun, ia masih bingung menjawab pertanyaan Mari Elka Pangestu.

Kepala Desa Sanur Kaja Made Sudana, yang turut bersepeda bersama Mari Elka Pangestu pagi itu, mencoba membantu memberi penjelasan. Men Weti  sudah berjualan sejak tahun 1976. Dulunya, ada dagang sate kambing yang berjualan di dekat pura. Namun, karena banyaknya keluhan dari warga areal pura kotor, kini hanya warung Men Weti yang masih ada. "Dulunya sebelum punya warung, Men Weti berjualan nasi dengan menjungjung keranjang di pantai. Dari rumahnya di Jalan Danau Buyan. Men Weti naik angkot, kebetulan supirnya dulu adalah Ketut Sudikerta yang kini sudah menjabat Wakil Gubernur Bali,” kata Sudana.

Bertetangga dengan Men Weti, Sudana sudah biasa mendengar kesibukan Men Weti mulai Pukul 03.00. Ia juga tahu, kalau sayuran bahan pokok menu andalannya, dipetik di halaman rumah Men Weti.
Sudana tahu banyak tentang perkembangan daerah sekitar pantai Segara, karena ayahnya I Made Jelas, ikut mendirikan pasar seni di daerah tersebut. “Pasar seni tersebut dulunya berasal dari extention Hotel Bali Beach, kemudian pindah ke Pantai Segara atas izin lurah Ketut Berata zaman itu. Tiap banjar diberikan kesempatan untuk ikut berjualan di pasar seni,” ucapnya.

Menurut Men Weti, tiap hari warungnya mulai buka Pukul 07.00 sampai Pukul 11.00. Rata-rata pengunjung berkisar sampai dua ratusan.

Menurut Mari Elka Pangestu, rasa masakan nasi ayam Men Weti sangat enak, terutama sambalnya yang pedas.

Sementara, salah satu pengunjung Dwi mengatakan, tiap pagi ia selalu menyempatkan makan nasi di warung Men Weti untuk sarapan. Walaupun sudah datang pagi, tetap saja mengantri. Dwi mengaku, tak pernah bosan walaupun makan tiap hari dan harus mengantri. “Sambalnya mantap,” ujar karyawan swasta ini. –Wirati Astiti




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline