Lihat ke Halaman Asli

Wira Ksatria

Menerima, menjalani, dan mensyukuri

Kebiasaan Baru di Era New Normal

Diperbarui: 4 Oktober 2020   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sekitar setahun yang lalu, pernahkah Anda memikirkan, bahwa fenomena yang terjadi di dunia akan seperti ini keadaannya?

Mungkin saja ada yang telah memprediksi dengan segala data dan analisanya. Namun, untuk saya pribadi, bahwa pada 2020 dunia akan baik-baik saja. 

Pada malam pergantian tahun, saya optimis dan bersemangat bahwa seluruh insan penghuni bumi senantiasa hidup berkah, penuh limpahan rahmat, dan pertolongan Tuhan. Penduduk bumi berkelimpahan kesejahteraan. Dunia selalu damai, aman, dan tenteram. Begitulah doa yang saya mintakan pada Tuhan, saat itu.

Namun, apa yang terjadi. Pada awal tahun, media online dan televisi hampir setiap jam ramai dipenuhi berita-berita tentang penyakit menular. Penyakit menular yang baru saja terjadi di dunia. Penyebabnya karena virus. WHO, suatu badan dunia yang membidangi kesehatan dibawah Organisasi PBB, menyebutnya COVID19.

Lebih menggemparkan lagi, pada bulan Maret 2020, Menteri Kesehatan Indonesia, untuk pertama kali mengumumkan bahwa, "Ada dua warga masyarakat yang berdomisili di Kota Depok, Jawa Barat terpapar COVID19."

Anda dan saya, mungkin saja sudah terlalu sering mendengar, membaca, dan menonton berita tentang pendemi ini. Juga menyaksikan kesibukan petugas kesehatan merawat pasien yang terpapar virus ini, hampir diseluruh kota-kota di Indonesia. 

Bahkan setiap hari Anda dan saya menyaksikan berita penguburan mayat, para korban yang meninggal dunia. Suatu musibah nasional yang kita alami bersama.

Sudah terlalu banyak tulisan yang membahas dan mengulas tentang pendemi COVID19. Anda dan saya, mungkin sangat jenuh membaca, mendengar, dan menontonnya.

Namun, saya akan mengulas suatu kebiasaan baru yang saya alami dan saksikan sendiri, mungkin juga Anda. Suka ataupun tidak, hal ini suatu fakta yang terjadi. Suatu kebiasaan yang sebelumnya bertolak belakang dengan era new normal.

Ini suatu perspektif cerita ringan, remah, dan jenaka. Jangan terlalu seriuslah. Enjoy dan rileks. Mari kita kendorkan urat saraf. Siapa tahu, dapat mengurangi beban psikis yang membebani jiwa kita saat ini.

Berikut, saya urai kebiasaan baru pada era new normal ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline