Lihat ke Halaman Asli

Why I always put the feelings on something that is not possible?

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesuatu yang tidak mungkin di dunia ini hanya ada 2, memutus rantai atau takdir kematian dan mengundur serta menghentikan waktu sepersekian detik saja. Secara umum hanya ada dua, menyelami kedua realita dunia tersebut bagaikan bernafas pada sebuah tempat tanpa adanya sekantung oksigen. Not possible !! Menjelajahi kehidupan berdasarkan jejak-jejak yang telah berbekas pada sebuah lembaran tapak kehidupan sungguh membuat merasa abadi, abadi di karenakan bekasnya bukan kehidupannya. Tapi semua itu bisa hanya dalam sekejap menghilang jika berjalan pada sebuah tapak yang di terus-menerus di hantui oleh angin kegelapan,  tanpa berfikir bahwa ada sesuatu yang membuat angin itu gelap. Maka dari itu, maknai bahwa setiap jengkal langkah, setiap hembusan nafas, tetesan darah batin adalah sebuah pengorbanan hidup untuk waktu serta takdir yang belum terpecahkan, bukan masa yang akan datang.

Selalu menaruh sebuah perasaan pada sesuatu yang tidak mungkin adalah rangkaian kisah klasik yang tak terbantahkan lagi, melihat rekam jejak terdahulu bahwasanya itu hanya sebuah pembodohan jika terus di ikuti, di ikuti dan di lakukan. Logikanya, memang itu sangat membantu dalam hal menemukan sebuah pendaratan terakhir dalam rangkaian kehidupan yang rumit, tapi semakin melawan rasa yang selalu pasang dan surut membuat seperti terhipnotis pada sebuah cerita fiktif belaka, yang mungkin akan menjadi sebuah realita pahit dalam kehidupan. Pahit dalam artian, Not agree with the hope..Sesuatu yang ini bukan benda, justru seseorang yang memiliki penampilan yang cukup sederhana, biasa, tidak menarik dan membosanka tapi justru apa adanya. Nama yang sangat banyak dalam kehidupanku, serta kota di mana tempat ia di besarkan dengan dialeg yang sangat khas, kental dan lucu. Tiittttt..Itu lah

Menaruh sebuah perasaan pada seseorang tentu mengharap agar perasaan itu di balas minimal dengan sebuah senyuman yang bisa membekas di hati, tanpa melukai jiwa. Mengertilah ..seperti hal nya sebuah pelangi, pasca hujan berhenti kemudian melihat ke atas langit. Indah dan jauh, sulit memiliki apalagi untuk sekedar menggenggamnya, hampir seperti itu perumpamaannya. Mengikuti sebuah perasaan bodoh seperti ini hanya akan membuat merasa bertambah bodoh lagi, melihat seperti memilikinya. Setiap pertemuan mengharapkan sebuah kado terindah dari tutur kata serta perilakunya adalah secerca harapan yang di harapkan pada lingkaran kehidupan ketidak mungkinan ini, dan itu semua mungkin hanya bisa terwujud pada sebuah mimpi dan cita-cita jika itu takdir dapat menyelaminya lebih dalam lagi. Sekarang, dan yang akan datang nantinya ketidak mungkinan tersebut bisa menjadi sebuah kemungkinan dan kesempatan untuk merubah paradigma pembodohan ini menjadi sebuah hembusan angin yang sejuk serta jalan yang terang dalam mengarungi bahtera pertemanan ini. Alhamdulillah, hubungan seperti ini lebih baik jika hanya berdua, sulit. Karena yang ketiga, keempat, kelima, keenam dan selanjutnya pasti akan cemburu melihatnya. Sudah banyak kisah yang di jalani bersama dapat di rangkaian serta di ungkapkan pada sebuah tulisan, tidak mau mati dalam sebuah tulisan, tidak mau bahagia dalam sebuah tangisan, tidak ingin berdua dalam sebuah kebersamaan, lalu apakah mau merasa bahagia dalam sebuah cinta bersama? Mau dan tidak, sulit untuk memilih karena awal dari semua ini adalah kebersamaan. Kebersamaanlah yang melahirkan perasaan bodoh seperti ini, sebagai penghargaannya. Cintailah kebersamaan itu seperti hal nya menaruh perasaan pada sesuatu yang tidak mungkin ini, jika memang itu takdirnya. Dan jika tidak, pililah pilihan hidup yang hendak di jejaki dengan perasaan cinta. Cinta yang melahirkan cinta pula yang mengakhiri.

Please dont go anywhere from my life, and i’m scared to you that you know my discourse is you.

Tolong jangan pergi dari kehidupanku, dan saya takut kepadamu jika kau tau tulisan saya adalah kamu.

(13 Maret 2014, Ketika ‘‘menyukai’’ sebuah patung yang tersenyum)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline