Lihat ke Halaman Asli

Suku Manti, Ada atau "Hoax"?

Diperbarui: 30 Maret 2017   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 1985, di rumah kami di Dedalu, Takengen, Aceh Tengah, saya dan almarhum adik saya baru pulang dengan berjalan kaki dari sekolah saya di SD Negeri 1, Takengen yang berjarak 2 kilometer dari rumah.  Tiba di rumah, saya melihat ada seorang tamu yang kira-kira seumuran ayah saya. Melihat kami berdua, tanpa diminta, sang tamu tiba-tiba langsung meramalkan masa depan kami berdua. Ramalan yang sama sekali tidak saya percaya, tapi anehnya, di kemudian hari terbukti, apa yang dia katakan itu benar adanya.

Tamu itu adalah seorang Pawang yang berasal dari Isak, kampung asal saya. Kedatangannya ke rumah kami adalah atas permintaan ayah saya yang saat itu bekerja sebagai PNS di departemen sosial. Ketika itu ayah saya baru saja mendapat perintah dari departemen sosial pusat di Jakarta untuk mencari makhluk misterius yang di Gayo dikenal dengan nama “Manti”. Makhluk yang dalam cerita yang umum diketahui oleh hampir semua orang Gayo sebagai makhluk seperti manusia tapi bertubuh pendek seperti anak-anak, tingginya tak sampai satu meter, tapi berlari cepat sekali dan sangat menghindari bertemu manusia. Konon bahkan Presiden Soeharto pun sudah mengetahui ceritanya.

Ketika ayah saya mengajukan permintaan untuk mencari Manti, sang pawang langsung angkat tangan. Menurut sang pawang, mencari Manti itu mustahil dilakukan.

“Tapi ini presiden Soeharto sendiri yang memerintahkan, karena katanya  Manti itu juga warga negara Indonesia”,  desak ayah saya.
 “Soal Warga Negara Indonesia,  babi hutan juga warga negara Indonesia, itu lebih mudah dicari“, jawab sang Pawang dengan segala kepolosannya.

Setelah peristiwa itu, di Banda Aceh ketika saya bergabung dengan kelompok pecinta alam UKM-PA Leuser Unsyiah, saya dan teman-teman terbiasa menjelajahi hutan di pelbagai pelosok Aceh. Di Leuser, kami pernah beberapa kali membahas soal makhluk bernama Manti ini. Seorang adik angkatan saya, Aria Winjaya yang biasa kami panggil “Win Yoh” mengatakan kalau dia pernah bertemu seorang pencari rotan di salah satu dusun terpencil di Gayo yang mengaku sempat bertemu bahkan menikah dengan Manti. Tapi Win Yoh sendiri tidak pernah bertemu Manti.

Tahun 2014, dalam pertemuan akbar rakyat Gayo yang diisi dengan seminar yang merupakan rangkaian dari event Saman 5005 di Belang Kejeren, pembahasan tentang Manti ini kembali mengemuka antara kami sesama peserta. Sama seperti di wilayah Gayo Lut, wilayah Gayo yang lain pun seperti Gayo Lues dan Serbejadi juga sangat familiar dengan cerita Manti, ciri dari Manti yang beredar dalam kisah dari mulut ke mulut di dua wilayah Gayo ini pun persis seperti ciri-ciri Manti yang diceritakan di Gayo Lut.  Selain Manti, ada satu lagi makhluk misterius dengan fisik seperti manusia yang konon juga tinggal di hutan-hutan Gayo. Orang Gayo menyebut makhluk ini dengan nama “Kumen” yang memiliki ciri telapak kaki terbalik, sehingga ketika melihat jejaknya, mereka tampak seperti berjalan mundur.  Orang di luar Gayo sering rancu dalam penyebutan Mantidan Kumen ini.

Tahun 2015, Lintasgayo.co, media terbesar di tanah Gayo menurunkan liputan tentang Manti.  Ketika liputan ini diterbitkan dalam versi cetak, ini menjadi edisi cetak lintasgayo yang paling laris dan paling dicari oleh pembaca. 

Tapi meski sudah diulas panjang lebar oleh Lintasgayo.co, keberadaan Manti tetap misterius.

Beberapa hari yang lalu, sosok seperti Manti tertangkap kamera seorang pengendara trail yang sedang bertualang di hutan Aceh Besar. Dalam video itu terekam sosok makhluk serupa manusia dengan perawakan kecil , berlari sangat cepat sambil menenteng kayu. Ciri-cirinya persis seperti Manti yang umum diceritakan dari mulut ke mulut oleh orang Gayo.

Tak pelak video inipun segera menciptakan kehebohan. Seperti biasa, setiap muncul sesuatu yang tidak biasa seperti ini masyarakat terbelah pro dan kontra. Ada yang langsung percaya, tapi ada pula yang bersikap skeptis, bahkan ada yang menganggap video itu sebagai sebuah editan.  

Dugaan terakhir ini dibantah keras oleh Arif Khairullah, adik kelas saya di Jurusan Teknik Sipil FT Unsyiah yang juga anggota komunitas motor trail di Aceh. Pengunggah foto itu adalah teman baiknya yang dia tahu persis tidak mungkin mengedit video yang dia sebarkan melalui youtube.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline