Lihat ke Halaman Asli

Kalau Paul si Gurita, Hidup di Indonesia

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Di samping berbagai kejutan dengan bertumbangannya tim-tim unggulan dan kualitas Bola Jabulani yang menghancurkan keindahan permainan, satu kehebohan terbesar di Piala dunia kali ini adalah keberadaan Paul, si Gurita Peramal yang lahir di Inggris tapi kini tinggal di Oberhausen Jerman.

Sosok Gurita berumur 2 tahun ini tiba-tiba menjadi begitu terkenal ke seluruh penjuru dunia berkat ketepatan ramalannya berkaitan dengan pertandingan yang dilakoni Jerman. Sehingga tak ayal di Piala dunia 2010 ini, Paul, ini pun menjadi selebritis dadakan dan menjadi Bintang yang bersinar paling terang, mengalahkan kecemerlangan sinar semua bintang terbaik sepakbola dunia yang digadang-gadang akan berkilau di piala dunia kali ini.

Ketepatan ramalan Paul, tak pelak membuat orang Jerman, negeri tempat kelahiran filsafat Aufklaerung, moyangnya filsafat positivisme logis yang sangat anti tahayul, negeri kelahiran para filsuf pencerahan seperti Leibniz, Gottsched, Lessing sampai Immanuel Kant, mau tidak mau jadi percaya pada hal-hal yang sekilas berbau klenik seperti ini.

Kehebatan kemampuan meramal yang dimiliki Paul ini membuat Deddy Corbuzier, mentalis dan peramal yang dikenal dengan dandanan seram dan gahar tampak seperti pelawak konyol yang mahir mengundang tawa. Ketepatan ramalan Paul, membuat ramalan Deddy tentang siapa yang menjadi pemenang Piala Dunia kali ini, yang dibuat secara spektakuler dan sok serius dengan hasil ramalan yang digantung dalam kotak dan dijaga 24 jam penuh tampak seperti pertunjukan Opera van Java.

Saya sendiri awalnya tidak begitu peduli dengan segala macam urusan ramal-meramal ini bahakn juga tidak memperdulikan keberadaan si Gurita ini, saya mulai tertarik dengan keberadaannya ketika Brazil sudah kalah dan saya tinggal berharap pada Argentina, tapi pada saat itu Paul yang reputasinya tengah menanjak itu meramalkan kalau Argentina akan dilumat Jerman, saya sedikitpun tidak percaya, seperti para pendukung Argentina lainnya, saya geregetan melihat ada orang yang percaya pada ramalan konyol makhluk jelek seperti ini.

Tapi saat pertandingan berakhir dengan skor 4-0 untuk kemenangan Jerman, saya pun tidak bisa lagi berkata apa-apa. Apalagi kemudian kekalahan Argentina ini membuat para pendukung Jerman, pelatih dan pemainnya menjadi begitu banyak omong, songong, sengak dan petentengan kemana-mana.

Dalam situasi seperti ini, yang langsung terbayang di kepala saya adalah jari-jari halus nan lentik milik FARAH QUINN yang dengan senyuman khasnya yang bisa membuat laki-laki yang paling sangar pun menjadi jinak, sedang memegang pisau tajam mengkilat, mencincang daging gurita untuk dibuat menjadi Takoyaki, masakan Jepang kesukaan anak perempuan saya.

Menjelang pertandingan Semifinal antara Jerman lawan Spanyol, tersebar berita kalau kali ini Paul si Gurita memilih Spanyol sebagai pemenang. Entahlah apa alasan yang mendasari Paul untuk melakukan itu, entah itu karena Paul takut dengan reputasi Spanyol yang terkenal sebagai bangsa paling kejam terhadap binatang, karena di Spanyol disamping Trodero,pertandingan adu banteng dengan Matador yang begitu terkenal di seluruh penjuru dunia itu, masih ada banyak festival yang mempraktekkan kekerasan terhadap binatang yang diselenggarakan di seluruh penjuru negara ini setiap tahunnya. Festival-festival semacam menjatuhkan biri-biri dari atas menara, festival yang mempertandingkan kemampuan mencopot leher angsa dengan tangan kosong, sampai festival menghancurkan buah zakar keledai dengan tongkat adalah beberapa di antara banyak festifal di Spanyol yang menjadikan binatang sebagai objek penderita. Atau bisa jadi Paul juga takut mendengar reputasi Spanyol yang di eropa dikenal dengan makanan lautnya, yang salah satunya adalah Paella, makanan khas valecia berbahan nasi yang diberi bumbu rempah dan diberi campuran hasil laut berupa udang, kerang atau GURITA.

Apapun alasan Paul menentukan pilihannya, kali ini saya benar-benar berharap agar ramalan Paul kembali benar, agar saya bisa bebas membungkam mulut besar para pendukung Jerman. Dan benar saja, kali ini pun lagi-lagi ramalan Paul si gurita ini 100% benar. Saya pun bersuka cita dan kemudian dengan leluasa membungkam bacot besar para pendukung Jerman yang karena berhasil mengalahkan Inggris dan Argentina dengan skor telak langsung bertingkah seolah-olah tim pujaan mereka sudah menjadi juara dunia.

Tapi sebaliknya, kalau saya bersuka cita dengan kebenaran ramalan Paul, kini giliran pendukung dan penduduk Jerman yang meradang, kali ini mereka yang sebelumnya begitu memuja Paul, tiba-tiba jadi anti Gurita.

Di facebook, twitter dan forum-forum internet menampilkan sejumlah suporter timnas Jerman mem-posting pesan yang mengatakan sebaiknya si Paul dipanggang saja. Sampai-sampai Jose Zapatero, Perdana Menteri Spanyol yang tim negaranya diuntungkan oleh ramalan Paul (meskipun secara bercanda) berjanji akan memberikan perlindungan kenegaraan kepada Paul, si gurita peramal yang sukses menebak dengan jitu kemenangan Spanyol atas tim Jerman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline