Lihat ke Halaman Asli

Ketika Selangkangan Lebih Penting Ketimbang Nyawa

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dulu sekitar tahun 1993, waktu saya masih kuliah ketika mengikuti mata kuliah teknik lalulintas di Aula Baru fakultas teknik yang panas, ada sebuah kisah menarik yang diceritakan oleh dosen saya yang mengasuh mata kuliah itu, yang tetap saya ingat sampai hari ini.

Dosen saya tersebut namanya Pak Sofyan, saat mengajar di kelas kami itu dia baru pulang tugas belajar dari Denmark. Dia menceritakan kalau di negara yang tempatnya melakukan tugas belajar itu yang orangnya tidak begitu peduli dengan agama, nyawa manusia sangat-sangat dihargai. Kalau ada satu kejadian yang mengakibatkan orang kehilangan nyawa, semua instansi terkait langsung bergerak mencari sebab permasalahan itu terjadi dan menemukan solusinya.

Pak Sofyan menceritakan, di Denmark, misalnya kalau ada kejadian kecelakaan yang sampai merenggut korban jiwa di sebuah tikungan atau bundaran jalan, maka seketika pemerintah akan menurunkan tim yang meneliti tempat kejadian, akan segera diperiksa apakah tikungan itu terlalu tajam, apakah pandangan pengendara di tikungan itu terhalang dan berbagai pertanyaan teknis lainnya, intinya semua segera dilakukan agar kejadian yang sama tidak lagi terulang.

Cerita Pak Sofyan ini sangat menarik dan berkesan bagi saya, karena saya melihat penghargaan yang tinggi terhadap nyawa manusia seperti apa yang berlaku di negara sekuler tersebut menjadi barang mahal, bahkan bisa dikatakan sama sekali tidak berlaku di negara ini, di negara ini kita sangat akrab dengan berbagai berita pelanggaran HAM oleh aparat negara yang berujung kepada hilangnya nyawa seorang warga, tapi beritanya menguap begitu saja tanpa mendapat perhatian berarti dari masyarakatnya.

Dalam urusan masalah pelayanan masyarakat juga sama, NYAWA manusia dianggap sangat murah di negeri ini, kalau di Denmark, sebuah kecelakaan di tikungan langsung diikuti dengan investigasi total, di negeri ini banyaknya kecelakaan di jalan raya tidak terlalu banyak mengganggu pikiran penyelenggara negara begitu juga masalah-masalah pelayanan lain yang bisa mengakibatkan orang kehilangan nyawa seperti yang marak belakangan ini, banyaknya ledakan tabung gas 3 kilogram yang pemakaiannya dipromosikan oleh pemerintah sendiri untuk menggantikan pemakaian minyak tanah.

Sebagai gambaran bagaimana parahnya keadaan saat ini bisa dibaca dan dilihat pada maraknya berita-berita tentang ledakan tabung gas belakangan ini.

Misalnya :

13 Maret 2010 13/3) tiga orang warga Depok Nalim (28), Entong (40) dan Yamin alias Togi (27) mengalami luka bakar di sekujur tubuh, setelah tabung gas elpiji isi 3 kg yang dibagikan pemerintah dalam program konversi minyak tanah ke gas tiba-tiba meledak. Sebelumnya 11 Juli 2007, Ahmad Syaifullah (12) warga Kampung Rawa RT 02 RW 06 Kelurahan Cipayung Jaya, Pancoran Mas juga menagalami nasib yang sama karena tabung gas 3 kilogram yang dibagikan pemerintah meledak. http://tekno.kompas.com/read/2008/03/13/16432162/Tabung.Gas.G

Kamis, 8 April 2010 Satu keluarga di Kota Palu, Sulawesi Tengah, jadi korban Baca : http://metrotvnews.com/index.php/metromain/newscat/nusantara/2010/04/08/14699/Kompor-Gas-Meledak-Satu-Keluarga-Terbakar.

19 April 2010 ledakan tabung gas 3 kilogram membuat seorang bocah lima tahun bernama Khairullah meregang nyawa, Sementara Bani Adam bocah berusia tujuh tahun itu menderita luka bakar yang cukup parah hingga 80 persen pada seluruh bagian tubuhnya, mereka berdua adalah dua dari 11 korban ledakan tabung gas di salah satu rumah warga di daerah Sukamulya, Harapan Mulya, Kemayoran, Jakpus. Baca : http://berita.liputan6.com/ibukota/201004/273075/Bocah.Korban.Ledakan.Tabung.Gas.Tewas

Senin, 26 April 2010 korban jatuh di Makassar baca : http://metrotvnews.com/index.php/metromain/news/2010/04/26/16208/Tabung-Gas-Meledak-2-Orang-Opname.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline