Lihat ke Halaman Asli

winona rahmawati

Universitas Airlangga

Kurangnya Aktivitas Fisik yang Berisiko Terkena Diabetes Melitus

Diperbarui: 28 Agustus 2024   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.rskariadi.co.id/news/82/AKTIVITAS-FISIK-BERPENGARUH-PADA-KADAR-GULA-DARAH/Artikel

Taulah Anda ketika beraktivitas fisik, tubuh akan menggunakan glukosa dalam otot untuk diubah menjadi energi. Hal tersebut menyebabkan kekosongan glukosa dalam otot. Kekosongan yang terjadi menyebabkan otot untuk menarik glukosa dalam darah sehingga kadar glukosa dalam darah akan turun.

Pada kasus diabetes tipe 2 aktivitas fisik sangat membantu dalam penyerapan glukosa darah kedalam otot. Pada saat otot berkontraksi permeabilitas membran terhadap glukosa meningkat. Sehingga saat otot berkontaksi akan bertindak seperti insulin. Maka dari itu saat beraktivitas fisik, resistensi insulin berkurang.

Kekurangan insulin atau resistensi insulin menyebabkan kegagalan fosforilasi kompleks Insulin Reseptor Substrat (IRS), penurunan translokasi glucose transporter–4 (GLUT-4) dan penurunan oksidasi glukosa sehingga glukosa tidak dapat masuk kedalam sel dan terjadi kondisi hiperglikemia yang mengakibatkan diabetes melitus.

Diabetes meliitus memang bukan penyakit yang menular, tapi sangat berbahaya. Yuk pahami penegakkan diagnosis dibetes mellitus.

Penegakkan diagnosis diabetes mellitus dilakukan dengan pemeriksaan kadar gula darah. Kriteria diagnosis pada diabetes mellitus, antara lain:

  1. Kadar glukosa darah puasa >126 mg/dl. Gula darah puasa diambil setelah pasien puasa (tidak ada asupan kalori) selama minimal 8 jam.
  2. Kadar glukosa plasma >200 mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram.
  3. Kada glukosa darah sewaktu >200 mg/dl disertai gejala klasik.
  4. Pemeriksaan kadar HbA1c >6,5%. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan kadar glukosa darah dalam 2 sampai 3 bulan terakhir.

Indikasi skrining diabetes pada orang dewasa yang asimptomatik dilakukan apabila

  1. Tekanan darah lebih dari 135/80 mmHg
  2. Overweight atau memiliki minimal satu atau lebih faktor risiko (genetic dengan DM, TD >140/90 mmHg, kadar HDL <35mg/dL, dan atau kadar trigliserida >250mg/dL)
  3. American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan skrining pada usia 35 tahun tanpa adanya kriteria di atas.

Sumber Referensi :

https://herminahospitals.com/id/articles/bahaya-diabetes-melitus.html

https://www.rskariadi.co.id/news/82/AKTIVITAS-FISIK-BERPENGARUH-PADA-KADAR-GULA-DARAH/Artikel

https://health.kompas.com/read/23H31170000068/mengapa-resistensi-insulin-terjadi-kenali-6-penyebab-dan-mengatasinya#google_vignette

file:///C:/Users/COMPUTER/Downloads/631-Article%20Text-1279-1-10-20190915.pdf




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline