Lihat ke Halaman Asli

Winona Anindita

Mahasiswa/ Sosiologi/ UNJ

BLT: Solusi Jitu atau Perangkap Kemiskinan?

Diperbarui: 3 April 2024   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pentingnya BLT sebagai salah satu strategi dalam jaring sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Seperti yang kita tahu diera dewasa ini dengan segala kemudahan yang ada untuk mencari pekerjaan dan uang dari berbagai sektor yang bisa dilakukan dari rumah maupun sektor industrinya/ kantor. Apakah masih perlu dilanjutkannya Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebagai prioritas dalam jaringan sosial muncul dalam konteks strategi pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan menyoroti pentingnya memperkuat jaringan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengatasi ketimpangan sosial-ekonomi. Dalam banyak kasus, BLT menjadi instrumen yang efektif untuk memberikan perlindungan sosial kepada kelompok rentan dan memfasilitasi akses mereka terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan dasar lainnya. Dengan memprioritaskan BLT, pemerintah dan lembaga terkait dapat membantu mengurangi tingkat kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat. Namun, apakah program ini baik untuk keberlanjutan untuk memberdayakan masyarakat secara keseluruhan?  dan apakah BLT dapat menjadi salah satu instrumen penting dalam mencapai tujuan tersebut?.

Bantuan Langsung Tunai (BLT) adalah program pemerintah yang memberikan bantuan keuangan kepada masyarakat miskin dan rentan untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan dasar. BLT dapat berupa uang tunai, voucher, atau barang kebutuhan pokok. Salah satu strategi jaring sosial yang penting untuk meningkatkan kesejahteraan Masyarakat. Pentingnya BLT untuk mengurangi kemiskinanan, karena kebanyakan dari Masyarakat yang menerima BLT tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar maupun kesehatan mereka. Bantuan tersebut berguna untuk mengeluarkan mereka dari lingkaran kemiskinan.

Karena jika program ini tepat sasaran dan benar-benar digunakan sebagaimana semestinya dapat meningkatkan ketahanan ekonomi Masyarakat, memacu pertumbuhan ekonomi karena mereka ada daya beli dan konsumsi Masyarakat karena memiliki uang tunai tersebut, dan yang paling utama dari segala permasalahan adalah BLT dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi ketimpangan yang ada di Masyarakat.

Lalu hal yang perlu kita tahu juga mengenai bagaimana program bantuan BLT ini dijalankan, dimulai dari sosialisasi, verifikasi data nama nominasi Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang akan diberikan bantuan yang akan dilakukan pendataan oleh RT/RW yang akan dilaporkan ke kelurahan lalu ke pusat, pembagian kartu BLT, pencairan dana, dan terakhir pembuatan laporan dan evaluasi atau secara singkat ada tiga langka:

  1. Identifikasi penerima manfaat: Pemerintah melakukan pendataan untuk mengidentifikasi masyarakat yang berhak menerima BLT.
  2. Penetapan besaran bantuan: Pemerintah menetapkan besaran bantuan yang akan diberikan kepada penerima manfaat.
  3. Penyaluran bantuan: Pemerintah menyalurkan bantuan kepada penerima manfaat melalui berbagai cara, seperti transfer bank, pencairan di kantor pos, atau pendistribusian langsung.

Lalu siapa yang menjadi sasaran program BLT adalah masyarakat miskin dan rentan, antara lain:

  • Keluarga miskin
  • Masyarakat yang kehilangan pekerjaan
  • Lansia
  • Penyandang disabilitas
  • Korban bencana alam

Sebelum kita semakin jauh pembahasannya, perlu diketahui kapan dan mengapa program BLT ini dibuat:

(2005-2008), BLT pertama kali diluncurkan di Indonesia pada tahun 2005. Program ini diluncurkan sebagai respons atas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dunia. Dengan kebijakan pemotongan bahan bakar bersubsidi sebanyak 75 persen, sebanyak nominal Rp 300.000/4x pada tahun 2005 dan sebanyak Rp 300.000 -- Rp 400.000/2x.

(2009-2013), berganti nama menjadi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Sedangkan pada tahun ini, jumlah anggaran yang dikeluarkan untuk program ini adalah 3,8 triliun rupiah untuk 18,5 juta keluarga miskin, dengan uang tunai RP 100 ribu/ bulannya.

Dapat dinyatakan, BLT merupakan program inisiatif pemerintah yang berbentuk pemberian uang langsung kepada kelompok masyarakat yang tergolong tidak mampu atau miskin. Dari segi pelaksanaannya, BLT dijalankan dengan cepat dengan memberikan bantuan uang kepada masyarakat yang menjadi sasarannya. Program ini dirancang untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang miskin serta mencegah kemungkinan terjadinya penurunan kesejahteraan akibat masalah ekonomi. Implementasi BLT biasanya bersifat sementara dan hanya dilakukan dalam situasi tertentu. Seiring dengan perubahan zaman, program BLT pemerintah mengalami perkembangan dengan munculnya berbagai jenis terutama dimulai pada tahun 2022, seperti

  • BLT Subsidi Upah, diperuntukkan bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp 3,5 juta/bulan atau disesuaikan dengan nilai Upah Minimum Provinsi (UMP)
  • BLT Dana Desa, diprioritaskan untuk keluarga yang kurang mampu di desa.
  • BLT UMKM, diperuntukkan kepada 12 juta pelaku Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM). Besaran nilai BLT UMKM yang akan dicairkan adalah sebesar Rp 600 ribu.
  • Program Kartu Prakerja, Program Kartu Prakerja adalah program bantuan pelatihan yang diberikan kepada pencari kerja, pekerja/buruh terkenda PHK, atau pengusaha kecil yang terdampak pandemi COVID-19.
  • Bantuan Pokok Non-Tunai (BPNT), Program Kartu Prakerja adalah program bantuan pelatihan yang diberikan kepada pencari kerja, pekerja/buruh terkenda PHK, atau pengusaha kecil yang terdampak pandemi COVID-19.
  • BLT Covid-19, ditujukan untuk membantu pekerja di sektor informal yang terdampak pandemi COVID-19.
  • BLT Bencana alam, ditujukan untuk membantu korban bencana alam dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Analisa Perspektif

Setelah mengenal mengenai ap aitu BLT secara keseluruhan, kita juga bisa melihat dari perspektif strategi pengembangan Masyarakat dan pemberdayaan Masyarakat, karena perspektif ini sering digunakan sebagai landasan teoritis untuk mengevaluasi program-program intervensi sosial. Kalua kita menjabarkan satu-satu, yakni:

Pembangunan Masyarakat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline