Ada yang mengusik dalam salah satu karya lukisan yang dipamerkan dalam acara pembukaan pameran Graphic Design 55 tahun Milad Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan, 30 Januari 2023 lalu.
Lukisan itu berukuran 50 cm x 50 cm, menggunakan bahan mix media cat minyak, dan akrilik di atas kanvas. Karya ini menjadi menarik karena ia seolah mewakili "potongan-potongan" harapan dari banyaknya harapan yang bertebaran di awal tahun 2023. Harapan dari banyak manusia yang mungkin terpinggirkan, teraniaya, jauh dari kemapanan, atau terjebak dalam persoalan batinnya sendiri.
Dalam lukisan yang berjudul "Perahu Kertas", harapan itu divisualisasikan dalam puluhan mainan berbentuk perahu kertas, yang kemudian dilarungkan melalui aliran air di mana saja ia berada. Apakah melalui air di kali, di sungai, atau bahkan melalui dermaga ke lautan lepas. Ia dilepaskan bukan untuk menjawab persoalan manusia. Ia dilepaskan untuk menyeimbangkan keputusasaan yang mungkin hadir di dalam diri manusia agar tidak menggerus harapan itu sendiri.
Perahu Kertas dilukis oleh FC Ndaru Ranuhandoko, seorang seniman dan pengajar seni yang telah banyak melakukan berbagai pameran nasional dan internasional, anggota dari komunitas @next_design_community atau disingkat NDC, sebuah komunitas seni yang mewadahi karya-karya seni inspiratif, kompetitif dan tanpa batas.
Inspirasi tentang harapan menurut FC Ndaru Ranuhandoko adalah sebuah proses penantian yang dapat diterbangkan jauh, dengan harapan akan sampai tujuan. Namun, ke mana sesungguhnya harapan dalam perahu-perahu kertas itu harus ditujukan?
Selama hidupnya, manusia dan harapan memang tidak akan pernah terpisahkan. Sifat harapan adalah manusiawi. Ia terus ada, bertumbuh dan berganti. Tanpa harapan, maka manusia akan "mati". Pertanyaan mendasarnya adalah, bagaimana memviralkan harapan agar memperoleh jawaban?
Media sosial mungkin dapat menjadi ajang untuk menumpahkan berbagai harapan manusia. Namun tak seorang pun dapat memastikan, kapan harapan itu menjadi kenyataan.
Manusia harus memiliki kekuatan, baik di dalam maupun di luar dirinya untuk mewujudkan harapan. Manusia harus berupaya dan bersungguh-sungguh dalam meraihnya. Pikiran-pikiran positif harus dibangun untuk menghalau keresahan atas ketidakpastian tentang harapan. Harapan harus dibedakan dari angan-angan, karena angan-angan dapat menyesatkan jika tidak disertai tindakan. Mimpi tentang adanya keajaiban di dalam harapan juga tak bisa dijadikan ukuran yang signifikan.
Lukisan "Perahu Kertas" secara jeli menerjemahkan kegelisahan tentang harapan dalam sanubari manusia, di antara ruang dan waktu yang terus berjalan dengan segala persoalannya. Perkataan bijak dari Ali bin Abi Thalib, pemimpin umat Islam dan sahabat Rasulullah Saw ini mungkin dapat dijadikan pegangan. "Aku sudah pernah merasakan segala kepahitan dalam kehidupan, dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia". ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H